Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) membantah pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli soal rencana pemerintah menerbitkan surat utang senilai US$ 2 miliar dengan imbal hasil (yield) sebesar 11,625% pada 4 Maret mendatang.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemkeu Nufransa Wirasakti menegaskan bahwa pernyataan yang dicuitkan Rizal Ramli melalui akun Twitternya tersebut adalah kesalahan. Sebab surat utang yang dimaksud dalam cuitan tersebut ternyata telah terbit pada 2009 silam dan justru bakal jatuh tempo pada Maret 2019.
"Setelah berdiskusi dengan Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko beserta tim, didapatlah informasi yang benar. Utang pemerintah yang dimaksud adalah bonds (obligasi) dalam dollar AS yang diterbitkan pada tahun 2009, saat terjadinya krisis keuangan sehingga imbal hasilnya 11,625%," tutur Nufransa dalam keterangannya yang disampaikan melalui laman Facebook, Senin (29/1).
Selain itu, Nufransa menjelaskan, saat ini imbal hasil di pasar sekunder untuk obligasi pemerintah dalam dollar AS untuk tenor 10 tahun adalah sebesar 4.24%. Oleh karena itu, penerbitan surat utang baru yang dinyatakan Rizal Ramli tersebut merupakan kesalahan.
Setelah dibantah oleh Nufransa melalui cuitan di Twitter, Rizal Ramli segera mengoreksi pernyataannya. Ia pun menghapus cuitan sebelumnya. "Mohon maaf terjadi kesalahan. Yield 11,625% adalah surat utang lama RI. Bukan rencana surat utang baru," tulisnya.
Namun, Rizal tetap mengkritisi tingkat yield obligasi pemerintah saat ini yang sebesar 8%, lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam yang yield-nya hanya 5%-6%.
"Ada baiknya Pak RR membaca secara perlahan-lahan dan memahami dengan bijak sebelum menyebarkan suatu informasi. Apalagi dengan mengatasnamakan rakyat," tandas Nufransa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News