kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlu Upaya Lebih Keras Menurunkan Emisi dari Sektor Transportasi


Kamis, 24 November 2022 / 11:15 WIB
Perlu Upaya Lebih Keras Menurunkan Emisi dari Sektor Transportasi
ILUSTRASI. JAKARTA,5/7-KEMACETAN TOL DALAM KOTAN. Sejumlah kendaraan roda empat terjebak macet di ruas tol dalam kota, Jakarta, Senin (5/7/2021). .KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendaraan bermotor berkontribusi signifikan terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta. Penerapan standar emisi kendaraan dinilai efektif menurunkan tingkat emisi. Namun diperlukan upaya-upaya lebih guna menurunkan tingkat emisi dari sektor transportasi.

Periset  The International Council on Clean Transportation (ICCT), Aditya Mahalana mengungkapkan, untuk kendaraan penumpang bensin, penerapan standar emisi Euro 2 pada tahun 2007 berdampak pada penurunan emisi kendaraan.

“Apabila dinyatakan dalam basis gram per kilometer, emisi NOx, CO, dan HC dari kendaraan dengan standar emisi Euro 2 yang diukur selama studi ini masing-masing 94%, 77%, dan 72% lebih rendah daripada emisi dari kendaraan yang dibuat sebelum tahun 2007. Penurunan lebih lanjut sebesar 58% untuk emisi NOx median dan 49% untuk emisi CO median diamati untuk kelompok kendaraan ini dengan diperkenalkannya standar Euro 4 pada 2018,” jelas Aditya, dalam rilis, Kamis (24/11).

Hal tersebut tercermin dalam studi yang dilakukan The Real Urban Emissions (TRUE) Initiative, dan di Implementasikan oleh ICCT bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan didukung oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). 

Baca Juga: Melirik Teknologi SCR Untuk Kurangi Emisi dan Polusi dari PLTU

TRUE Initiative adalah sebuah inisiatif dari FIA Foundation dan ICCT yang bertujuan untuk menyediakan data bagi kota-kota mengenai emisi real-world dari armada kendaraan dan juga memberikan informasi teknis yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan strategis.

Professor Puji Lestari dari ITB memaparkan, analisis data yang dikumpulkan untuk memberikan bukti dan dukungan untuk tindakan di masa depan Sehingga dampak kendaraan bermotor terhadap kualitas udara dan kesehatan dapat diatasi.

Sebab, polusi udara menjadi ancaman bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar. Polisi udara juga mempunyai kaitan erat atas dampak pencemaran udaranya terhadap kesehatan, termasuk ke paru-paru. Faktor utama penyebab polisi udara, khususnya di Jakarta, disebabkan dari sektor transportasi.

Baca Juga: Menggugah Semangat Ekonomi Hijau

Pada dasarnya, kata Puji, sektor transportasi mempunyai kontribusi sangat besar terhadap polisi udara di Jakarta. Populasi kendaraan di Jakarta ini didominasi oleh kendaraan penumpang, yakni 80.000-90.000 kendaraan. 

“Metode studi yang dilakukan menggunakan remote sensing. Metode tersebut hanya mengukur kendaraan dari sisi jalan. Tidak harus memberhentikan kendaraan. Remote sensing mempunyai peranan penting di dalam mendukung kebijakan. Saat ini harusnya sudah Euro 4,” kata Puji.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×