kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Perlu Sosok yang Garang Untuk Atasi Persoalan Pajak


Rabu, 23 Oktober 2024 / 13:59 WIB
Perlu Sosok yang Garang Untuk Atasi Persoalan Pajak
ILUSTRASI. INDEF mengatakan diperlukan sosok yang tegas untuk mengatasi persoalan perpajakan


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan diperlukan sosok yang tegas untuk mengatasi persoalan perpajakan, khususnya untuk mendongkrak penerimaan negara.

Ekonom Senior INDEF Nawir Messi masih mempertanyakan kemampuan sosok wamenkeu yang ditugasi untuk mengurus penerimaan negara. Ia menilai sosok yang harus mengurusi penerimaan negara sebaiknya sosok yang tegas atau 'garang'. Sebab, sosok tersebut harus dapat mengubah rasio pajak menjadi lebih baik. 

"Konon katanya yang seharusnya mengurusi penerimaan ini adalah orang-orang yang garang," jelasnya dalam Diskusi Publik INDEF, Selasa (22/10).

Nawir meragukan sosok wamenkeu yang saat ini ditugasi mengurus penerimaan negara. Menurutnya bukan sosok 'garang' yang ditugasi  untuk menagih pajak.

Baca Juga: Kabinet Gemuk Prabowo Berpotensi Dirombak Jika Gagal Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

"Dengan skema yang seperti ini, apakah cukup wakil Menteri yang menangani isu penerimaan negara akan menangani masalah perpajakan di masa lalu ini dapat diselesaikan atau tidak," ungkapnya.

Nawir juga mengungkapkan Badan Penerimaan Negara berkaitan dapat menaikkan rasio pajak yang terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Ia menilai sistem perpajakan saat ini ada kaitannya dengan turunnya kelas menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian. 

"Yang jadi pertanyaan kita adalah dengan skema yang sifatnya suboptimum seperti ini di mana penerimaan negara akan ditangani wamen, apakah figur Wamen ini cukup mampu menangani isu penerimaan negara ini, cukup memadai merespons persoalan terkait perpajakan dan bisa diselesaikan atau tidak," ujarnya.  

Baca Juga: Ekonom INDEF Ingatkan Potensi Korupsi dalam Program Makan Bergizi Gratis**

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×