kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Perjuangan Istri Ojol Memulai Bisnis Baju Muslim Online


Kamis, 19 Mei 2022 / 16:08 WIB
Perjuangan Istri Ojol Memulai Bisnis Baju Muslim Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Perkembangan teknologi digital di era 4.0 menjadi sarana yang memudahkan orang memulai bisnis. Digitalisasi membuka jalan dan meringankan langkah wirausaha pemula. Alhasil, hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi mereka untuk berkreasi dan menambah penghasilan dari rumah.  

Pengalaman Farid Hidayati menggambarkan hal tersebut. Perempuan 39 tahun yang menetap di Kota Cimahi, Jawa Barat, ini mengunggah kisahnya merintis bisnis di akun instagramnya dan ditayangkan ulang akun @dramaojol.id.

Hobi belanja jadi bisnis

Sebagai ibu dua anak, Farid mulai berpikir untuk mencari tambahan penghasilan. “Anak-anak tambah besar, kebutuhan makin banyak. Mau enggak mau saya bantu suami untuk cari penghasilan tambahan. Saya terpikir, kenapa enggak buka toko online saja? Jadi masih bisa ada waktu buat suami dan anak di rumah,” ungkap Farid dalam unggahannya.

Kontan.co.id mencoba mengonfirmasi isi video ini langsung ke Farid Hidayati. Rupanya, Farid terinspirasi membuka toko online karena hobi berbelanja baju muslim dan kebutuhan rumah tangga di e-commerce. Meski tak punya pengetahuan tentang bisnis, perempuan asal Cilacap ini mulai mencari referensi bisnis online melalui media sosial.

Farid akhirnya memutuskan menjadi reseller dan dropshipper sebuah merek baju muslim yang berlokasi di dekat rumahnya. “Berhubung saya enggak punya banyak modal, saya putuskan untuk menjadi reseller dulu. Nanti rencananya uang hasil jualannya bisa saya kumpulkan untuk modal buat baju dari merek saya sendiri,” jelas Farid.

Mencari supplier pun butuh proses yang tidak sebentar. Sebagai penggemar fashion, Farid sangat memerhatikan bahan yang digunakan untuk produk baju muslim. Sang suami, Sahrun Nasir, mengantarnya berkeliling Kota Bandung dan Cimahi untuk mendapatkan supplier yang sesuai.

Selain mencari bahan yang premium, faktor komunikasi dengan supplier juga menjadi pertimbangan utama Farid. Komunikasi antara reseller dengan supplier menjadi faktor yang menentukan dalam bisnis karena terkait dengan ketersediaan barang yang akan dijual.

Setelah berhasil menjadi reseller dan dropshipper, perempuan kelahiran 1983 ini pun melakukan riset dan belajar tentang tips berjualan online melalui YouTube. Sayangnya, metode belajar di YouTube bersifat satu arah sehingga tidak mungkin bertanya langsung dan membuat Farid kebingungan.

Pelatihan gratis

Melihat sang istri kebingungan, Sahrun yang bekerja sebagai kurir Shopee Xpress, menyarankan Farid mengikuti pelatihan bisnis secara langsung di Kampus UMKM Shopee Bandung. “Yang saya tahu Kampus UMKM Shopee itu gratis. Jadi saya kasih tahu istri saya, coba saja belajar di situ, bisa tanya-tanya sama pengajarnya langsung, jadi kalau bingung bisa langsung dijelaskan,” ucap Sahrun.

Farid pun mengikuti kelas pelatihan yang disarankan oleh suaminya. Setelah mengikuti tiga kelas pelatihan secara online dan satu kali secara offline, Farid akhirnya membuka toko di e-commerce Shopee dengan nama Raziq Collections.

Melalui pelatihan tersebut, ia belajar cara memaksimalkan fitur-fitur di aplikasi Shopee untuk menggaet pelanggan. Setelah berjalan satu bulan, Toko Raziq Collections mulai mendapatkan pesanan yang datang dari berbagai kota di Indonesia.

“Harapan saya ke depannya, supaya saya makin bisa mahir jualan online, dan bisa memaksimalkan iklan supaya jualan saya makin laris manis,” tutup Farid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×