kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Periode terbaik kenaikan tarif listrik


Selasa, 14 Februari 2017 / 06:00 WIB
Periode terbaik kenaikan tarif listrik


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dua periode siklus inflasi rendah, Maret-April dan September-Oktober, menjadi waktu yang tepat bagi pemerintah menyesuaikan harga-harga yang diaturnya atau administerd price.

Menurut Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo, kedua siklus inflasi rendah itu adalah puncak panen padi. "Pertanian adalah sektor yang bisa menyumbang fluktuasi tertinggi dibandingkan lainnya," katanya, Senin (13/2).

Rekomendasi Sasmito ini menganggapi kesepakatan antara Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPI) dan daerah untuk menyesuaikan harga-harga yang diatur pemerintah saat inflasi rendah. Kesepakatan ini diharapkan mengerem potensi inflasi tinggi di 2017 ini.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, kesepakatan itu ada dalam rapat koordinasi antara BI dan pemerintah, Kamis (9/2). "Misal kenaikan elpiji dan BBM, akan diatur supaya waktunya dilakukan pada saat inflasi rendah, contohnya bulan April dan Mei saat musim panen," katanya. BI berharap dengan langkah ini maka target inflasi 2017 sebesar 4% plus minus 1% akan tercapai,

Langkah pemerintah dan BI itu diharapkan bisa mengerem laju kenaikan inflasi di 2017. "Dari barang-barang yang dikendalikan pemerintah terutama listrik, pengaruhnya besar," tambah Sasmito.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance ( Indef) Eko Listianto bilang, penyesuaian harga di bulan yang secara historis mengalami inflasi rendah akan membantu mengurangi tekanan terhadap daya beli. Namun itu belum cukup. Perlu sosialisasi dan komunikasi yang tepat kepada masyarakat. "Kalau komunikasi tidak tepat, respon dan persepsi masyarakat bisa berbeda. Belajar dari kenaikan biaya administrasi STNK, salah satu yang perlu diperbaiki adalah komunikasi kebijakan," katanya.

Menurut Eko, jika melihat daya beli yang belum pulih, sebisa mungkin pemerintah tidak menaikkan harga. Kalau terpaksa naik, harus melihat kemampuan masyarakat. Dia memprediksi, inflasi 2017 akan lebih tinggi dari 2016 yang sebesar 3,02% tapi masih dalam rentang target BI.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga bilang, dari rencana awal, pemerintah akan menaikkan tarif listrik 900 VA dalam 3 tahap, Januari, Maret dan Mei. Hal itu diperkirakan akan berdampak pada inflasi Februari, April, dan Juni. "Jika penyesuaian administered prices dilakukan pada panen raya, tentunya tekanan inflasi cenderung lebih rendah," kata Josua. Dia memprediksi inflasi 2017 di kisaran 4%-4,2% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×