Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 6,2%-6,6% menjadi 5.8%-6,2%. Dengan angka itu, pertumbuhan kredit diperkirakan akan melambat menjadi 20%-22%.
“Pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi pada rata-rata tengah 6%, maka kredit tumbuh menjadi 21%,” ungkap Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, Jumat, (5/7) malam. Sedangkan, awalnya BI memproyeksikan kredit perbankan bisa tumbuh 21%-23% tahun ini.
Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah menyatakan, di akhir kuartal kedua ini terdapat perlambatan kredit dibanding kuartal pertama. Ia bilang, posisi terakhir kredit perbankan ada di sekitar 20,4%. Padahal, di akhir kuartal 1 kredit bisa tumbuh 22,2%.
Meski begitu, ia melihat terdapat permintaan kredit yang tetap tinggi seperti Kredit Perumahan Rakyat (KPR), multiguna, serta yang berkaitan dengan modal kerja. Halim memprediksi, kredit tersebut masih akan tetap tinggi pada semester kedua tahun ini.
Terlebih, Indonesia akan menghadapi Pemilihan Umum di 2014 nanti. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi permintaan kredit. Ia meyakini bahwa target kredit yang BI buat masih realistis.
Melihat koreksi pertumbuhan ekonomi ini, Halim mengaku belum mengetahui apabila ada bank-bank yang melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB). “Baru kita ketahui akhir Juli,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News