CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.882   -22,00   -0,14%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Per 31 Agustus 2021, BI beli SBN di pasar perdana mencapai Rp 137,49 triliun


Selasa, 14 September 2021 / 13:04 WIB
Per 31 Agustus 2021, BI beli SBN di pasar perdana mencapai Rp 137,49 triliun
ILUSTRASI. Selain membeli SBN di pasar perdana, Bank Indonesia juga telah menambah likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memegang teguh janjinya untuk menjalankan peran dalam pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. 

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, hingga 31 Agustus 2021, bank sentral sudah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp 137,49 triliun. 

“Ini terdiri dari Rp 62,03 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp 75,46 triliun melalui mekanisme lelang tambahan atau greenshoe option (GSO),” ujar Destry kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (14/9).

Baca Juga: Gelar Tender Offer, Pemerintah Akan Buyback Delapan Seri Global Bond

Asal tahu saja, pembelian ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) I bersama dengan Kementerian Keuangan yang telah diperpanjang hingga 31 Desember 2021. Menurut Destry, partisipasi bank sentral ini merupakan bentuk koordinasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang erat, untuk mempercepat stimulus fiskal dan mendorong permintaan di sektor riil. 

Lebih lanjut, selain membeli SBN di pasar perdana, bank sentral juga telah menambah likuiditas atau quantitative easing (QE) di perbankan sebesar Rp 118,4 triliun hingga 31 Agustus 2021. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi likuiditas tetap longgar, didorong oleh kebijakan moneter yang akomodatif. 

Baca Juga: DPR minta pemerintah siapkan roadmap pembiayaan utang mulai tahun 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×