Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Kementerian Pertanian mencatatkan, penyerapan subsidi pupuk telah mencapai sekitar 50% hingga Juli 2010.
"Sekarang per Juli sekitar 50%. Kalau sampai bulan ini (Agustus) tentu di atas 50%," papar Menteri Pertanian Suswono, Kamis (19/8).
Suswono bilang, karena adanya musim tanam yang mundur, sehingga terlihat masih ada stok di holding yang belum terserap. "Dan mudah-mudahan dengan hujan yang berkepanjangan, mudah-mudahan masih bisa menyerap. Jadi Oktober sudah ada kepastian," terangnya.
Sementara ketika ditanya mengenai anggaran subsidi pupuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) 2011 yang alokasinya menciut Rp 2 triliun dari anggaran tahun ini sebesar Rp 18,4 triliun, Suswono mau melihat hasil evaluasi serapan pupuk terlebih dahulu. "Kan faktanya dengan adanya efisiensi, kemudian selama ini kan petani banyak yang over harusnya dibatasi 1 hektare 4-5 karung, bahkan ada yang sampai 8-10 dan itu kelihatan dari sisi efisiensi kelihatan cukup berhasil," paparnya.
Selain itu kemungkinan adanya rembesan ke luar dengan disparitas harga pupuk yang masih tinggi sangatlah besar. Tetapi dengan sistem RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), sekarang kelompok dan anggotanya kelompok tani bisa lebih pasti kelihatan dan jadi terlihat kebutuhan pupuk jauh lebih besar dari yang dialokasikan. “Ditambah lagi dengan substitusi organik yang sekarang makin meningkat. Sekarang kita akan evaluasi dulu nanti, kalau faktanya ada kekurangan pasti ditambah," tandasnya.
Jadi artinya pemerintah ingin betul-betul fix bahwa yang mendapat pupuk itu ialah yang tepat sasaran. "Meskipun sekarang sedang kita uji coba untuk subsidi langsung nanti. Sebagian juga kelihatannya dengan program kita meningkatkan organik ini dapat sambutan luar biasa, itu pun kelihatannya ada substitusi di situ. Tapi sekarang dengan hujan terus sampai akhir tahun ini kelihatannya serapan pupuk ini masih akan tinggi," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News