kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penyerapan sektor kesehatan masih rendah, Ini penjelasan Satgas Covid-19


Rabu, 11 November 2020 / 19:37 WIB
Penyerapan sektor kesehatan masih rendah, Ini penjelasan Satgas Covid-19
ILUSTRASI. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali melaporkan realisasi atau penyaluran belanja kesehatan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional hingga 6 November 2020.

Berikut adalah perkembangan penyaluran PEN untuk sektor kesehatan berdasarkan paparan DJPB.

Pertama realisasi belanja kesehatan untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) mencapai Rp 2,28 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp 5,90 triliun. Insentif telah disalurkan ke 342.543 tenaga kesehatan baik di daerah maupun di pusat.

Kedua, realisasi santunan kematian tersalurkan masih sama seperti sebelumnya yakni sebesar Rp 29,7 miliar setara 99% dari total pagu anggaran sebesar Rp 30 miliar.

Baca Juga: Wanita rawan kena serangan jantung, kenali ciri-ciri penyakit jantung

Ketiga, realisasi bantuan iuran JKN sudah disalurkan sebanyak Rp 1,92 triliun untuk 38,79 juta penerima atau sekitar 6,4% dari total pagu anggaran Rp 30 triliun.

Keempat, realisasi belanja penanganan Covid-19 lainnya pada beberapa kementerian seperti Kementerian Pertahanan, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai Rp 20,56 triliun atau sekitar 31,2% dari total pagu Rp 65,80 triliun.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, data dari Kementerian Perekonomian per 12 Oktober bahwa anggaran kesehatan yang telah terealisasi mencapai sebesar 30% atau Rp 25,94 triliun dari total pagu sebesar Rp 87,55 triliun.

Ia juga mengatakan, jumlah insentif tenaga kesehatan menurut data dari Kementerian Kesehatan per 9 November telah terealisasikan hingga Rp 3,93 triliun dari total pagu Rp 5,90 triliun.

Menurutnya, penyerapan dana sektor kesehatan tersebut tentu mempertimbangkan banyak aspek dan penuh kehati-hatian sehingga penyerapannya dapat lebih baik lagi.

Baca Juga: Ingat, promo Harbolnas 11.11 di Shopee, Lazada, Bukalapak masih berlaku

“Penyerapan dana kesehatan mempertimbangkan banyak aspek dan penuh kehati-hatian sehingga dapat terserap dengan baik dan tetap dapat mencapai akuntabilitas dan efektivitasan anggaran,” jelas Wiku kepada KONTAN, Rabu (11/11).

Meski penyerapan sektor kesehatan masih sekitar 33%, namun ia optimis penyerapan dapat lebih efektif untuk mencapai target penyerapan hingga 100%.

“Kita harapkan penyerapan dapat seefektif mungkin dan pasti Kementerian Kesehatan berupaya maksimal untuk mencapai titik tersebut. Intinya penyerapan yang akuntabel dan efektif diutamakan,” tandasnya.

Sementara itu, menurut Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai masih rendahnya penyaluran untuk kesehatan cenderung disebabkan oleh rendahnya penyerapan untuk penanganan COVID-19.

Menurutnya, dalam perkembangan alokasinya, anggaran ini ditambahkan anggaran vaksin sebesar Rp29,23 triliun.

“Sehingga saya kira seiring dengan belum selesainya pengembangan vaksin di seluruh dunia, hal ini juga menghambat penyaluran di sektor kesehatan,” tutupnya.

Selanjutnya: Investree telah salurkan dana program PEN senilai US$ 5 juta ke UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×