kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Penyerapan anggaran banjir dan macet DKI baru 25%


Senin, 28 Oktober 2013 / 18:25 WIB
Penyerapan anggaran banjir dan macet DKI baru 25%
ILUSTRASI. Pekerja mengecek beras di Gudang Perum BULOG Serang, Banten, Jumat (18/6/2021). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013, ada dua hal yang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, yakni masalah banjir dan macet.

Namun, dua bulan jelang berakhirnya tahun anggaran 2013, penyerapan anggaran untuk banjir dan macet di DKI Jakarta, ternyata belum maksimal.

Sebagai contoh, hingga kini, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI baru menggunakan anggarannya sebesar 25% saja.

Kepala Dinas PU DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan, pihaknya memiliki alokasi anggaran Rp 2,5 triliun dalam APBD 2013.

Bahkan, dalam APBD Perubahan 2013, Dinas PU mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 400 miliar. Penambahan ini diperoleh dari pergeseran anggaran yang sebelumnya digunakan untuk pembebasan lahan.

Namun hingga saat ini, anggaran yang baru digunakan mencapai 25% saja. Kendati demikian, Manggas sangat optimistis penyerapan anggaran di dinasnya akan mencapai target yang ditetapkan yaitu 97%.

“Serapannya belum maksimal karena memang banyak pekerjaan yang belum tertagih,” kata Manggas, Senin (28/10).

Sementara itu, anggaran tambahan difokuskan pada percepatan antisipasi banjir disaat musim hujan. Di antaranya untuk pengerukan kali, waduk, pembentukan satgas dan pembelian alat-alat berat.

Menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim hujan akan berlangsung pada Januari 2014 mendatang.

Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) banjir  sendiri akan dilakukan 42 kecamatan di lima wilayah kota, perbaikan pompa pengendali banjir, perbaikan pintu-pintu air, penanganan 200 titik genangan dan pengerukan 160 saluran penghubung mikro di lima wilayah kota.

Selanjutnya, program pengerukan 18 saluran sub makro di lima wilayah kota, pengerukan 12 waduk, pemasangan kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV), dan refungsi 80 kali.

Kepala Dishub DKI Jakarta, Udar Pristono mengakui penyerapan anggaran penanganan kemacetan belum maksimal. Namun dia yakin, pada akhir tahun anggaran, realisasi penyerapan anggaran Dishub DKI akan mencapai 90%.

“Penyerapan belum maksimal karena pengadaan bus ini sedang berlangsung. Ditargetkan pengadaan bus akan rampung dan beroperasi pada 20 Desember 2013 mendatang," katanya.

Untuk tahun 2013 ini, lanjut Pristono, penanganan kemacetan berfokus pada penambahan armada Transjakarta. Besaran anggaran yang dialokasikan pun cukup besar, yakni sebesar Rp1,9 triliun.

Dari jumlah itu sekitar Rp1,5 triliun digunakan untuk membeli 310 armada baru Transjakarta dan 346 unit bus sedang.

Selain penambahan armada, dalam penanganan kemacetan Dishub membangun separator, marka jalan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×