kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Penyaluran Subsidi LPG dan BBM Tak Berdampak Signifikan Kurangi Angka Kemiskinan


Rabu, 08 Maret 2023 / 15:09 WIB
Penyaluran Subsidi LPG dan BBM Tak Berdampak Signifikan Kurangi Angka Kemiskinan
ILUSTRASI. Pekerja menata tabung gas LPG 3 Kg di sebuah agen di Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/01/2023). KONTAN/Baihaki/31/01/2023


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberian subsidi LPG 3 kg dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) relatif tidak tepat sasaran. Sehingga dampaknya tidak signifikan untuk mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan di masyarakat.  

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi mengatakan, hanya subsidi listrik saja yang penyalurannya tepat sasaran, meski dampaknya kurang dirasakan oleh masyarakat.

“Dibandingkan dengan program lain untuk mengatasi kemiskinan, ternyata subsidi LPG dan BBM relatif tidak tepat sasaran. Kecuali listrik,” tutur Suprayoga dalam diskusi bersama Indef, Rabu (8/3).

Sementara itu, kelompok bansos seperti PKH, bantuan berupa uang tunai, dan Bantuan Pangan Non Tunai cenderung lebih berdampak pada pengurangan ketimpangan. Termasuk bantuan produktif usaha (BPUM) juga cenderung tepat sasaran dan berdampak pada ketimpangan.

Baca Juga: Bantuan Subsidi LPG Secara Langsung ke Penerima Manfaat Dinilai Lebih Tepat Sasaran

Adapun Dia juga menyampaikan, hanya 33,1% subsidi energi yang dinikmati oleh keluarga miskin. Sisanya, subsidi energi termasuk untuk LPG dan BBM, lebih banyak dinikmati keluarga kaya.

Padahal menurutnya, pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 390 triliun dengan alokasi sebesar 42% untuk subsidi energi. Angka itu didapat berdasarkan data dari BPS yang diolah TNP2K pada tahun 2021.

Lebih lanjut, Suprayoga mengatakan, saat ini masyarakat saat ini lebih banyak membutuhkan penerimaan dalam bentuk bantuan kebutuhan pokok. Untuk itu, penyaluran subsidi kurang berdampak untuk mengurangi kemiskinan ekstrem.

“Sementara bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Kartu Indonesia Pintar lebih berdampak mengurangi kemiskinan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×