Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realiasasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 10 tahun pemerintahan Jokowi mencapai Rp 1.739 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Bidang UMKM di Kantor Kemenkop UKM, hari ini (8/10).
"Realisasi KUR sebesar 1,739 triliun pada periode tahun 2015 hingga 30 September 2024 disalurkan kepada 48 juta debitur UMKM," kata Yulius.
Baca Juga: Penyaluran KUR dengan Skema Credit Scoring Dijalankan di Era Prabowo
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh Kemenko Perekonomian, capaian KUR Triwulan I-2024 meningkat dari sisi jumlah debitur baru mencapai 90,74%.
Kemudian, debitur KUR yang mengalami graduasi ke skema pembiayaan yang lebih tinggi sebesar 18,76% dan penyaluran KUR di sektor produksi sebesar 55%.
Di sisi lain, total realisasi pembayaran subsidi bunga KUR selama satu dekade pemerintahan Jokowi mencapai Rp 163 triliun.
"Subsidi bunga KUR diberikan sebagai upaya untuk meringankan beban biaya pinjaman bagi debitur, terutama dalam situasi ekonomi yang sulit, seperti dampak pandemi Covid-19," jelas Yulius.
Asal tahu saja, KUR yang dikelola oleh Kemenkop UKM lahir sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM.
KUR menawarkan suku bunga yang rendah dengan syarat yang lebih mudah, sehingga pelaku usaha dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk pengembangan usaha, peningkatan produksi dan penciptaan lapangan kerja.
Yulius memastikan program KUR ini masih akan dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Baca Juga: Tahun Depan Subsidi Bunga KUR Berkurang, Cek Cara & Syarat Pengajuan KUR BRI 2024
Penyaluran KUR juga akan ditingkatkan melalui skema baru yakni credit scoring yang tidak berpaku pada data historis milik Bank, melainkan juga data telekomunikasi seperti listrik, e-commerce hingga pulsa.
"Kita sudah melakukan pilot project dan menariknya dengan credit scoring penyaluran KUR bertambah 5%," ujar Yulius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News