Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergantian program beras sejahtera (rastra) menjadi bantuan pangan non tunai (BPNT) membuat Perum Bulog kesulitan menyalurkan beras. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, bila kondisi ini terus berlanjut, maka Bulog berpotensi merugi.
"Beras itu dibeli Bulog dengan uang pinjam. Ada bunga. Berarti kan Bulog akan rugi. Pasti Bulog akan gulung tikar karena kita tidak akan bisa mengembalikan uang pinjaman dengan bunga," ujar pria yang kerap dipanggil Buwas ini, Selasa (2/7).
Budi mengatakan, hingga saat ini Bulog memang belum membukukan kerugian karena selama ini masih ada pemasukan dari program rastra. Tetapi dia mengatakan, Bulog akan merugi bila hal ini tak segera ditangani.
Karena itu, Budi pun meminta pemerintah memberi kepastian penyaluran beras bagi Bulog. Ini melihat pemasok beras untuk program BPNT berasal dari pasar bebas.
Lebih lanjut, ia mengatakan, bila penyaluran beras tak jelas, kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dari sisi keuangan. Beras yang disimpan di gudang Bulog pun akan menurun kualitastasnya dan serapan beras petani akan tersendat.
"Progam BPNT itu akan disuplai oleh pasar bebas. Kalau disuplai pasar bebas, maka beras Bulog tidak akan keluar. Kalau tidak bisa menyuplai itu, maka serapan bulog akan berhenti," tutur Bulog.
Dia menjelaskan, tahun ini Bulog ditugaskan untuk menyediakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 2,5 juta ton. Dia mengatakan, sebagian beras yang disimpan Bulog juga harus dikeluarkan karena kapasitas maksimal gudang Bulog hanya sebesar 2,7 juta ton.
Sebelumnya Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan, hingga saat ini stok beras Bulog mendekati 2,4 juta ton. Sebanyak 2,2 juta ton diantaranya merupakan CBP dan sekitar 143.000 ton merupakan beras komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News