kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Penyaluran bantuan sosial kurang efektif*)


Jumat, 08 Desember 2017 / 11:10 WIB
Penyaluran bantuan sosial kurang efektif*)


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia menyoroti penyaluran bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat miskin di Indonesia. Merujuk hasil kajian Bank Dunia terhadap penggunaan belanja pemerintah untuk program bantuan sosial tahun 2017, pemerintah perlu memperbaiki pelaksanaan program bansos agar efektif.

"Lebih dari separuh manfaat justru tersalur ke rumah tangga yang tak miskin dan rentan," kata Pablo Acosta, Ekonom Senior Bank Dunia, dalam ringkasan kajian Bank Dunia yang diterima Kontan.co.id, Kamis (7/12).

Seperti yang diketahui, saat ini Indonesia memiliki sejumlah program bantuan sosial. Misalnya Program Keluarga Harapan (PKH), beras untuk rakyat sejahtera (Rastra), Program Indonesia Pintar dan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Nah, dalam risetnya, Pablo menyoroti besarnya nilai penyaluran bansos yang tidak memberikan manfaat sesuai dengan yang dijanjikan kepada masyarakat. Sejumlah bansos juga dinilai tidak tepat waktu karena diberikan terlalu dini atau justru terlambat.

Oleh karena itu Bank Dunia menyarankan Pemerintah Indonesia membenahi penyaluran bansos. Penyaluran Rastra, sebagai contoh, masalah utamanya adalah alokasi penerima dan menurunnya besaran manfaat.

Pemerintah juga disarankan memilih penerima manfaat berdasarkan database bersama, termasuk menyiapkan pemutakhiran data dua arah antara database dan data penerima Rastra.

Saran lain, pemerintah perlu mengevaluasi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tujuannya adalah untuk memastikan tepat sasaran para penerimanya.

Ihwal program Indonesia Pintar, Bank Dunia menemukan besaran bantuan tak sesuai dengan biaya pendidikan, serta pemantauan yang lemah. Karena itu lembaga ini menyarankan pemerintah menyesuaikan tingkat manfaat setiap tahun untuk memastikan bantuan sesuai biaya sekolah di setiap jenjang pendidikan.
 

Kepala Bagian Program dan Pelaporan Setdirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi Patunruang mengakui ketepatan sasaran menjadi problem utama penyaluran bansos. Sebab belum seluruh instansi pelaksana penyalur Bansos memakai basis data terpadu. "Komitmennya rendah," katanya.

Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Pungki Sumadi menambahkan, penggunaan basis data terpadu penyaluran Bansos bakal berefek positif. "Hasil hitungan akademis, kemiskinan bisa turun 2%-4% jika ada integrasi," katanya.

Ekonom Indef Abdul Manaf Pulungan berharap pemerintah menertibkan institusi yang enggan menggunakan data terpadu. Penggunaan satu data akan membuat program lebih tepat sasaran.

*) Dilakukan ralat pada 20 Desember 2017 pada paragraf dua. Sebelumnya tertulis: Menurut Bank Dunia, hampir semua program bansos pemerintah belum tepat sasaran. Misalnya Program Keluarga Harapan (PKH), beras untuk rakyat sejahtera (Rastra), Program Indonesia Pintar dan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Riset Bank Dunia tidak menyebut nama-nama program bantuan sosial yang belum tepat sasaran.

Surat konfirmasi dari Bank Dunia dapat di baca di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×