Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akhirnya menggelontorkan berbagai subsidi kepada masyarakat seperti program Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dengan adanya kenaikan harga di berbagai komoditas seperti minyak goreng.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, berbagai bantuan yang diberikan oleh pemerintah juga ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat kelas bawah yang tergerus oleh kenaikan harga barang-barang pokok. Dengan adanya bantuan ini membuat masyarakat kelas bawah tetap bisa melakukan konsumsi secara layak.
“Jangan ditanya kenapa, justru seharusnya bertanya bagaimana kalau tidak dibantu. Dibantu aja pemerintah masih didemo,” ujar Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (10/4).
Baca Juga: Ini Proyeksi Ekonom Soal Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga pada Kuartal II-2022
Meski terjadi kenaikan harga di berbagai komoditas, terutama pangan, Piter memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua 2022 masih akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2022, yakni berada di kisaran 3%-4% yoy.
Selain adanya program perlindungan sosial dari pemerintah, faktor lainnya yang menjadi pendorongnya adalah momentum bulan Ramadhan dan lebaran yang biasanya masyarakat banyak yang berbelanja kebutuhan baik pangan maupun baju lebaran sehingga dapat mendorong meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Namun Piter melihat bahwa jika adanya lonjakan kasus Covid-19 lagi dan pemerintah harus mengetatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maka akan berpotensi menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca Juga: Bakal Dikucurkan di 2022, Catat 6 Bansos dari Pemerintah
Hal ini senada juga dengan Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet yang menambahkan, jika berkaca pada tahun lalu beragam bantuan di pos perlindungan sosial menjadi pos yang telah berhasil menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah dan menjadikan sebagai salah satu alasan mengapa pertumbuhan ekonomi di tahun lalu bisa tumbuh di level positif meski terjadi dua gelombang pandemi.
“Peluang beragam bantuan tersebut untuk mendongkrak daya beli kelompok masyarakat menengah ke bawah dapat terulang kembali, dengan catatan distribusi bantuan proporsional baik dari jumlah nominal bantuan maupun jumlah calon penerima bantuan,” kata Yusuf.
Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas Lutfi Ridho menilai bahwa langkah pemerintah untuk memberikan berbagai bantuan sosial mulai dari BLT minyak goreng, Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan lainnya sangat bisa memperkuat daya beli masyarakat.
Lutfi mengatakan dengan adanya bantuan sosial tersebut tentu akan membuat pengeluaran rumah tangga terlindungi dari kenaikan harga komoditas. Sehingga dia meramal pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua 2022 berada di angka sekitar 7% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News