Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengungkapkan, penurunan impor pada Agustus 2023 bukan momok yang perlu diwaspadai. Menurut dia, penurunan ini hanya faktor yang datang dari tren yang terjadi di luar negeri, yaitu perekonomian global yang sedang sulit, sehingga permintaan dari negara mitra dagang Indonesia yang berkurang.
"Apa yang Indonesia ekspor ini membutuhkan bahan baku yang diimpor, sehingga dengan kondisi ini turut mempengaruhi kinerja impor bahan baku dan barang modal," terang dia.
Faiz masih optimistis bahwa aktivitas dalam negeri masih bergeliat dan menunjukkan permintaan dalam negeri Indonesia masih kuat. Ini terlihat dari data BPS, yang menyebutkan, meski impor bahan baku dan barang modal turun, nilai impor barang konsumsi tetap mencatatkan peningkatan. "Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat masih kokoh. PMI Manufaktur juga masih ekspansi," tambah dia.
Baca Juga: Begini Arah Pergerakan IHSG di Pekan FOMC The Fed dan RDG BI
Faiz melihat, nilai impor ke depan akan terus meningkat. Kondisi ini seiring dengan aktivitas ekonomi dalam negeri yang akan makin membaik.
Sedangkan nilai ekspor diperkirakan tak akan naik signifikan lantaran harga komoditas yang melandai bisa menjegal pertumbuhan ekspor.
Ramalan Faiz, neraca perdagangan Indonesia di sepanjang tahun 2023 akan tetap surplus di kisaran US$ 28 miliar hingga US$ 32 miliar, atau menyusut dibandingkan surplus sepanjang 2022 sebesar US$ 54,46 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News