Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir kuartal pertama 2018 tercatat net kewajiban sebesar US$ 327,9 miliar. Angka itu turun dibanding akhir kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 333,6 miliar.
Bank Indonesia (BI) menyatakan, penurunan net kewajiban tersebut, terutama karena berkurangnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN). Pada akhir kuartal pertama 2018, posisi KFLN turun 0,6% quarter to quarter (qtq) atau sebesar US$ 4 miliar menjadi US$ 667,2 miliar.
Hal itu, utamanya dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah, sejalan dengan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada triwulan laporan.
Selain itu, menurunnya posisi KFLN juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Selain karena penurunan KFLN, penurunan net kewajiban PII juga dipengaruhi kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia. Posisi AFLN pada akhir kuartal pertama 2018 naik 0,5% (qtq) atau US$ 1,7 miliar menjadi US$ 339,3 miliar.
Kenaikan itu, didorong oleh transaksi perolehan AFLN dalam bentuk investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.
Selain itu, kenaikan posisi AFLN pada akhir periode laporan dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya seperti revaluasi positif atas AFLN dalam denominasi non-dollar AS sejalan dengan dollar AS yang melemah terhadap beberapa mata uang tertentu.
"Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal pertama 2018 masih tetap sehat," kata BI dalam keterangan resminya, Jumat (29/6).
Meski demikian, BI tetap mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan pemulihan ekonomi Indonesia didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News