Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) akhir Agustus 2018 sebesar US$ 117,9 miliar. Posisi itu kembali melanjutkan tren penurunan sejak Februari lalu, meski tipis hanya US$ 400 juta dari akhir bulan sebelumnya yang sebesar US$ 118,3 miliar
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penurunan cadev kali ini di luar ekspektasi. Kemungkinan, karena mulai banyak perbankan yang melakukan swap ke BI. Hal itu menandakan pelaku bisnis mulai tertarik melakukan swap.
"Beberapa investor, khususnya asing melihat fundamental kita bagus dan valuasinya murah," kata David kepada Kontan.co.id, Jumat (7/9).
Namun, David memperkirakan posisi cadev akhir tahun masih akan menurun untuk kebutuhan intervensi nilai tukar rupiah. Tetapi, penurunannya lebih terbatas dibanding semester pertama tahun ini.
"Cadev mungkin paling besar turun ke arah US$ 112 miliar-US$ 115 miliar," tambahnya.
David juga memperkirakan, nilai tukar rupiah akhir tahun masih berpotensi menguat ke level Rp 14.600 per dollar AS. Dengan catatan, kondisi eksternal semakin mereda dikombinasikan dengan kebijakan pemerintah.
Artinya, perang dagang AS-China mulai mencapai titik terang. Sementara kebijakan pemerintah yang dimaksud, berupa penerapan B20 dan pembatasan PPh Pasal 22 impor barang konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News