Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonoian melakukan pilot project pengembangan kurikulum yang link and match dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI).
Pengembangan kurikulum jurusan kopi menjadi salah satu fokus yang dipilih. Alasannya, karena permintana komoditas kopi dan industri perkopian yang terus meningkat dan menjadi tren ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelaksanaan pilot project ini merupakan implementasi dari Roadmap Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025.
Selain itu, hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden bahwa fokus pembangunan tahun 2019 adalah peningkatan kualitas SDM, utamanya melalui vokasi.
"Pilot project ini sebagai langkah awal untuk mendorong perbaikan lembaga vokasi utamanya SMK secara masif. Kami berharap ke depan SMK dapat menghasilkan lulusan SDM yang kompeten, berdaya saing tinggi dan sesuai kebutuhan DUDI," katanya dalam kunjungan kerjanya ke SMK Pilot Project Kurikulum Kopi, SMK PPn Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (24/9).
Darmin melanjutkan, pilot project ini akan ditindaklanjuti oleh kementerian dan lembaga (K/L) terkait untuk melakukan langkah-langkah perbaikan pada SMK, baik pada tingkat pusat maupun di daerah serta mereplikasi agar dapat dilakukan lebih masif.
"Jadi saya mengharapkan semangat dari semua pihak, khususnya SMK PPN Tanjungsari. Kita harus tunjukkan bahwa sekolah ini bisa jadi contoh untuk sekolah di daerah lain dan sekolah dengan jurusan lainnya," tambahnya.
Untuk diketahui, ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam melakukan perbaikan lembaga vokasi yang link and match dengan DUDI dan dilakukan dengan not business as usual.
Pertama, dengan mendorong jurusan yang menjadi tren, seperti jurusan kopi dan animasi. Kedua, dengan kurikulum sistem modul dan lebih fokus pada praktik. Ketiga, fleksibilitas sekolah dalam menyusun kurikulum bersama DUDI.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kemko Perekonomian Rudy Salahuddin menjelaskan, siswa SMK jurusan kopi akan menyelesaikan masa belajarnya selama tiga tahun dan akan mendapatkan enam sertifikasi kompetensi di bidang perkopian.
Di tahun pertama, siswa mendapatkan kompetensi pembibitan dan budidaya kopi, diharapkan siswa mampu menghasilkan bibit yang berkualitas dan menghasilkan tanaman kopi yang produktif dan buah yang berkualitas.
Di tahun kedua, siswa mendapatkan kompetensi pascapanen dan pengolahan biji kopi (roasting), diharapkan siswa mampu mengolah buah kopi menjadi green bean berkualitas dan mengolah green bean menjadi biji kopi bernilai tambah dengan roasting.
Di tahun ketiga, siswa mendapatkan kompetensi barista dan kewirausahaan, diharapkan siswa mampu menyajikan minuman kopi yang memiliki cita rasa yang khas dan membuat rencana usaha serta keuangan dasar dalam menjalankan usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News