Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Robert Pakpahan menetapkan hasil penjualan dan penjatahan sukuk tabungan seri ST-001 sebesar Rp 2,585 triliun. Penerbitan perdana sukuk tabungan tersebut melampaui yang ditargetkan sebesar Rp 2 triliun.
"Penjatahan dilakukan atas hasil pemesanan dari 26 agen penjual, hasilnya adalah Rp 2,585 triliun atau melebihi target indikatif Rp2 triliun," kata Robert dalam konferensi pers di kantornya, Senin (5/9).
Pemerintah menetapkan tingkat imbalan ukuk tabungan seri ST-001 sebesar 6,9% per tahun (fixed rate). Adapun sukuk tabungan ini bertenor dua tahun.
Lebih lanjut menurut Robert, penerbitan sukuk tabungan ini berhasil menjangkau 11.338 investor individu di 32 provinsi di Indonesia. Berdasarkan nominal pembelian, jumlah investor terbanyak berada pada kisaran Rp 2 juta sampai Rp 50 juta, yaitu 47%.
"Hal ini menujukkan sukuk tabungan mampu menjangkau investor individu kecil sehingga memiliki kualitas keritelan yang baik," kata Robert.
Selain itu, jumlah investor yang melakukan pembelian antara Rp 52 juta hingga Rp 100 juta yaitu sebesar 18%, Rp 102 juta hingga Ro 500 juta sebesar 27%, dan di atas Rp 500 juta sebesar 8%.
Berdasarkan wilayahnya, investor terbanyak berasal dari Indonesia Bagian Barat kecuali DKI Jakarta, yaitu sebesar 59%. Investor terbanyak berikutnya berasal dari DKI Jakarta 32%, Indonesia Bagian Tengah sebesar 6%, dan Indonesia Bagian Timur sebesar 3%.
Berdasarkan kelompok profesi, mayoritas investor adalah pegawai swasta dan profesional dengan persentase sebesar 40%. Investor terbesar selanjutnya datang dari kelompok profesi wiraswasta 18%, PNS dan TNI atau Polri 13%, pegawai otoritas atau lembaga atau BUMN atau BUMD 13%, ibu rumah tangga 9%, dan lain-lain 7%.
Berdasarkan kelompok usia, jumlah investor terbanyak berada pada kelompok usia 41-55 tahu, yaitu mencapai 39%. Menyusul berikutnya investor pada kelompok usia lebih dari 55 tahun sebesar 35% dan usia 25-40 tahun sebesar 24%. Sedangkan investor pada kelompok usia di bawah 25 tahun sebesar 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News