kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Penjualan Ritel Oktober 2025 Diperkirakan Meningkat, Didorong Faktor Musiman


Selasa, 11 November 2025 / 17:11 WIB
Penjualan Ritel Oktober 2025 Diperkirakan Meningkat, Didorong Faktor Musiman
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja di pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Banten. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan.

Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 4,3% year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7% yoy.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, perkiraan penjualan ritel yang meningkat pada Oktober 2025 sangat dipengaruhi pola musiman menjelang libur akhir tahun dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal.

Hal ini, kata dia, tercermin dalam survei penjualan eceran yang memprakirakan IPR naik baik secara bulanan maupun tahunan. Terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta suku cadang dan aksesori.

“Dengan kata lain, faktor musiman adalah pendorong kuat di Oktober. Namun, tidak semua subsektor naik merata, sandang dan peralatan informasi-komunikasi masih lemah sehingga lonjakan tidak menjadi serempak,” tutur Josua kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga: Kinerja Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat Pada Oktober 2025

Josua menambahkan, meski musiman dominan, kenaikan ini tidak semata-mata faktor musiman. Berdasarkan survei konsumen oleh BI, menunjukkan keyakinan rumah tangga menguat pada Oktober 2025, serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik ke area optimis, didorong perbaikan persepsi penghasilan, ketersediaan kerja, dan rencana pembelian.

IKK Oktober 2025 tercatat 121,2, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 115,0, menandakan konsumen tetap optimistis (indeks di atas 100 dianggap optimis).

Meski demikian, Josua mengingatkan terdapat tanda kehati-hatian yang menahan lonjakan belanja. Ini terlihat dari porsi pendapatan yang dibelanjakan turun menjadi sekitar tiga perempat, sementara porsi ditabung naik. Kemudian minat membeli barang tahan lama menguat pada kelompok berpendapatan menengah ke bawah tetapi melemah pada kelompok menengah atas.

“Artinya, fondasi permintaan membaik, tetapi perilaku sebagian konsumen, terutama kelas menengah atas masih selektif dan menahan belanja besar,” ungkapnya.

Penjualan ritel diperkirakan meningkat hingga puncak Desember 2025 sebelum kembali mengikuti siklus musiman. Harapan penjualan tiga bulan ke depan juga naik signifikan, seiring lonjakan permintaan akhir tahun dan momen keagamaan awal tahun.

Josua menilai, ekspektasi untuk Desember 2025 dan Maret 2025 meningkat, disertai kenaikan harga umum yang bisa membuat sebagian pertumbuhan nominal berasal dari penyesuaian harga, bukan volume. Setelah musim liburan, tren biasanya kembali normal, mengikuti pola musiman.

Baca Juga: Penjualan Eceran Diprediksi Naik Pada Desember 2025 dan Maret 2026

Meski demikian, Josua menilai, tren penjualan ritel ke depan sulit untuk meningkat stabil disebabkan beberapa faktor.

Pertama, ketimpangan antar-kelompok barang. Ia mencatat, subsektor peralatan informasi dan komunikasi serta sandang masih berkontraksi secara tahunan, sementara dorongan banyak datang dari kebutuhan pokok dan rekreasi.

“Struktur seperti ini menandakan penguatan lebih banyak pada kebutuhan sehari-hari dan aktivitas hiburan, belum pada barang tahan lama yang biasanya memberikan dorongan nilai lebih besar,” kata Josua.

Kedua, kehati-hatian finansial rumah tangga. Menurut Josua, peningkatan porsi menabung serta porsi cicilan yang relatif tetap membatasi ruang untuk belanja tambahan, terutama bagi kelompok pengeluaran tinggi.

Ketiga, sebaran spasial yang belum serempak. Peta dan tabel kota menunjukkan ada kota besar yang tumbuh kuat seperti Surabaya dan Banjarmasin, tetapi beberapa kota lain justru melemah, sehingga dorongan nasional tidak sepenuhnya merata.

Keempat, ekspektasi kenaikan harga pada tiga hingga enam bulan ke depan berpotensi menggerus daya beli riil jika tidak diimbangi pengendalian harga pangan dan kelancaran pasokan.

Baca Juga: Penjualan Eceran dan Keyakinan Konsumen Tertekan, Ekonomi Berpotensi Melambat

Selanjutnya: Hasil Kumamoto Masters Japan 2025, Ganda Putri Indonesia Ini Melaju ke Babak 16 Besar

Menarik Dibaca: Hasil Kumamoto Masters Japan 2025, Ganda Putri Indonesia Ini Melaju ke Babak 16 Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×