kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Peningkatan DSR Indonesia Jadi Sinyal Bahaya, Pemerintah Diminta Waspada


Kamis, 23 Januari 2025 / 18:35 WIB
Peningkatan DSR Indonesia Jadi Sinyal Bahaya, Pemerintah Diminta Waspada
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang rupiah dan dolar Amerika di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (7/3). Pertumbuhan utang yang lebih cepat dari pendapatan perlu diwaspadai. Sebab saat ini Debt Service Ratio (DSR) melonjak ke level mengkhawatirkan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

"Yang jelas dari bunga utang yang tinggi ini mengindikasikan beberapa hal, salah satunya adalah ada ketidakpastian kebijakan yang membuat profil dari risiko surat utang pemerintah ini meningkat," katanya.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, lonjakan angka DSR ini tidak terlepas dari dampak kebijakan pemerintah selama pandemi Covid-19 yang memperbesar defisit fiskal hingga melebihi ambang batas 3%.

Myrdal menilai, pemerintah perlu lebih hati-hati dalam kebijakan pembiayaan negara agar DSR tidak semakin membenani perekonomian.

Baca Juga: Defisit APBN Berpotensi Melebar, Utang Luar Negeri Pemerintah Terancam Naik

Salah satu solusi yang disarankannya adalah penerbitan utang bertenor panjang untuk mengurangi tekanan pada keuangan negara dalam jangka pendek.

"Supaya menghindari DSR-nya tinggi ya mau tidak mau kita kalaupun ingin ada penerbitan hutang sebaiknya menerbitkan hutang yang bertenor panjang," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1).

Meski begitu, Myrdal optimistis ruang fiskal Indonesia masih cukup terbuka. Ia menekankan bahwa dibandingkan dengan negara lain, rasio total utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia masih relatif rendah.

"Saya lihat ruang fiskal kita ya masih cukup terbuka ya walaupun ya setidaknya dengan indikator DSR ini menjadi warning ya kalau untuk penerbitan utang jangka pendek sebaiknya jangan terlalu agresif," pungkasnya.

Selanjutnya: Penghematan Anggaran Rp 306,69 Triliun, Bakal Direlokasi untuk Program Apa?

Menarik Dibaca: KA Parahyangan Kembali Beroperasi 1 Februari 2025, Simak Tarif dan Jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×