kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pengumuman ditunda, PNS honorer kecewa berat


Jumat, 07 Februari 2014 / 18:48 WIB
Pengumuman ditunda, PNS honorer kecewa berat
ILUSTRASI. Penyebab Anak Mengalami Alergi Udara. (Dok/Everyday Health)


Reporter: Riski Widia Puspitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Lagi-lagi, pengumuman seleksi PNS Honorer K2 terpaksa ditunda. Seperti yang terlihat di website Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). Hasil seleksi yang dijadwalkan akan muncul pada 5 Februari 2014 ternyata batal diumumkan karena alasan teknis.

Penundaan ini bukan yang pertama kalinya sejak dilakukan ujian kompetensi pada November tahun lalu. Rencananya, pengumuman akan dilakukan awal Desember 2013. Tapi ternyata mundur beberapa kali hingga diberitakan akan diumumkan pada 5 Februari lalu.   

Hal itu tentu memunculkan kekecewaan dari pihak PNS honorer. Mereka sudah berharap banyak dari pengumuman ini. Seperti yang dirasakan oleh sumber KONTAN, yang merupakan salah satu PNS Honorer asal Malang, Jawa Timur. Perempuan yang sudah mengabdikan hidupnya menjadi guru di salah satu sekolah negeri disana kecewa karena pengumuman seleksi terus diundur.

"Seperti ada yang tidak beres dengan pengumuman ini, kalau belum pasti sebaiknya nggak usah woro-woro soal tanggal pengumuman," ujarnya saat dihubungi Kontan, Jumat (7/2).

Perempuan yang meminta namanya tidak dipublikasikan ini mengatakan, selama ini, ia dan teman-teman sesama honorer juga telah membentuk sebuah wadah untuk menampung aspirasi mereka. Tapi suara mereka tidak pernah didengar. Padahal, dia mengaku, beban kerja dan tanggung jawab yang diemban sama.

Bedanya, mereka para guru honorer digaji per jam. Dalam sebulan, perempuan ini mengaku mendapat gaji sekitar Rp 520.000 rupiah. Jumlah yang sangat sedikit dibanding dengan mereka yang berstatus pegawai tetap.

"Ya saya dan teman-teman hanya ingin kejelasan status. Sudah mengabdi bertahun-tahun kok masih saja begini. Mohon yang punya masa kerja lebih lama itu dipertimbangkan," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×