kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Penguatan rupiah turunkan inflasi inti


Jumat, 01 April 2016 / 18:18 WIB
Penguatan rupiah turunkan inflasi inti


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak awal tahun berdampak terhadap inflasi inti. Selama tiga bulan pertama 2016, inflasi inti terus mengalami penurunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti Maret 2016 sebesar 3,5% year on year (YoY). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,59% YoY dan juga lebih rendah dari inflasi inti Januari yang sebesar 3,62%.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, penguatan kurs rupiah tersebut berdampak terhadap bahan makanan jadi yang sumbernya selama ini masih mengandalkan impor. Menurut Lana, penguatan kurs rupiah tersebut membuat harga bahan makanan jadi yang diimpor menjadi lebih murah sehingga berdampak pada penurunan inflasi inti

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), pada Januari 2016 rata-rata kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.800 per dollar AS. Kemudian pada Februari 2016, rata-rata kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.400-Rp 13.500 per dollar AS. Kemudian pada Maret 2016 rata-rata kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.

Namun menurut Lana, penurunan inflasi inti tersebut belum mencerminkan dampak dari kebijakan pelonggaran moneter Bank Indonesia yang memangkas suku bunganya. Penurunan suku bunga BI sebanyak 75 basis points (bps) selama tiga bulan pertama di tahun ini seharusnya menambah jumlah uang beredar sehingga inflasi inti meningkat.

"Berarti walaupun BI rate turun, inflasi inti tetap turun maka ada faktor lain. Berarti lebih besar penguatan rupiah dibanding tambahan uang beredar," kata Lana, Jumat (1/4).

Meski demikian lanjut Lana, rendahnya inflasi inti tersebut semakin memberikan ruang bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps. Apalagi pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan berdampak penurunan inflasi.

"Itu bantu BI untuk kejar momentum penurunan suku bunga sebelum kenaikan suku bunga The Fed. Setelah itu baru dilihat efeknya," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×