Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat yang berisiko mendongkrak harga barang impor termasuk di komoditas pangan.
Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Perekonomian Edy Proyono memastikan hingga saat ini belum ada dampak signifikan terhadap lonjakan harga pangan yang dipenuhi oleh impor.
"Hasil monitoring KSP, hanya bawang putih dan minyak goreng curah yang harganya kita kategorikan tidak aman, tapi kami menduga itu tidak ada kaitanya dengan penguatan dolar," jelas Edy pada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Baca Juga: Rupiah Melemah, Harga Pangan Impor Turut Terseret Naik
Sementara, secara menyeluruh beberapa komoditas pangan yang dipenuhi dari luar seperti kedelai, jagung, gula, beras, tepung gandum hingga daging menurutnya harganya masih terpantau stabil.
Edy menilai penguatan dolar ini sebenarnya bisa menjadi peluang dari dalam negeri untuk meningkatkan produksi. Dengan demikian, sektor pangan bisa mengurangi ketergantunganya terhadap impor dan mengurangi risiko fluktuasi harga.
"Karena secara teori, penguatan dolar tentu akan membuat barang impor semakin mahal," urainya.
Jika mencatut dari Data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (1/7) pukul 14:05 WIB, saat ini beberapa harga pangan dari impor terpantau sudah naik harga.
Baca Juga: Potensi Kenaikan Harga BBM dan Pelemahan Rupiah Bisa Kefek Inflasi Lebih Tinggi
Beberapa di antaranya seperti beras premium naik 0,28% menjadi Rp 15.480/kg, bawang putih bonggol naik 0,29% menjadi Rp 41.000/kg, gula konsumsi naik 0,38% menjadi Rp 18.080/kg, jagung naik 0,90% menjadi Rp 5.630/kg dan tepung terigu (gandum) naik 0,91% menjadi Rp 13.370/kg.
Sementara komoditas impor yang mengalami penurunan harga yaitu daging sapi turun 0,01% menjadi Rp 134.970/kg, kedelai biji kering impor turun 0,08% menjadi Rp 12.040/kg dan beras medium turun 0,15% menjadi Rp 13.490/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News