kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penggunaan dollar tahun depan diperkirakan turun


Senin, 27 November 2017 / 20:45 WIB
Penggunaan dollar tahun depan diperkirakan turun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) berpotensi mengalami penguatan di tahun depan. Hal ini diperkirakan yang akan menjadi penyebab penggunaan dollar AS dalam transaksi perdagangan internasional Indonesia berkurang.

Pengusaha diperkirakan, akan memanfaatkan mekanisme local currency settlement (LCS) yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia serta BI dan Bank of Thailand. Melalui mekanisme ini, eksportir atau importir bisa langsung menggunakan mata uang ringgit atau baht dalam transaksi, tanpa harus menukar ke dollar AS terlebih dahulu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi, dollar AS akan mengalami penguatan di tahun depan. Hal tersebut dipengaruhi oleh rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) sebanyak empat kali di tahun depan, ketidakpastian harga komoditas, dan instabilitas geopolitik.

"Tahun depan dollar AS diprediksi akan berada di kisaran Rp 13.500 Rp-13.900," kata Bhima kepada KONTAN, Senin (27/11).

Dollar yang fluktuatif tersebut lanjut Bhima, menjadi risiko bagi para eksportir dan importir. Oleh karena itu, mekanisme LCS tersebut bisa memitigasi risiko kurs yang dihadapi pengusaha.

Bhima melanjutkan, meski lebih likuid dibanding ringgit dan baht, tidak semua eksportir senang memegang dollar AS ketika The Greenback mengalami penguatan. Sebab, "Faktornya lebih ke stabilitas jangka panjang dan likuiditas kurs. (Dollar AS) terhadap ringgit dan baht ada kecenderungan melemah, tetapi pattern-nya lebih bisa diprediksi dibanding dengan dollar," tambahnya.

Ia memperkirakan, mekanisme LCS akan disambut pengusaha dan secara bertahap mengurangi ketergantugan terhadap dollar. Namun menurutnya, BI perlu melakukan evaluasi, misalnya setiap tiga hingga enam bulan untuk mengetahui peningkatan penggunaan rupiah, baht, dan ringgit dalam perdagangan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×