kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Pengembangan KEK Sei Mangkei terhambat lahan


Senin, 23 Juli 2012 / 15:34 WIB
Pengembangan KEK Sei Mangkei terhambat lahan
ILUSTRASI. IHSG diproyeksi melemah pada perdagangan Senin (28/6), ini penyebabnya


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatra Utara masih tersendat akibat masalah lahan. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku telah menerima keluhan investor yang akan menanamkan modalnya di Sei Mangkei.

Dia mencontohkan investasi dari PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Menurut Hatta, niat Unilever membenamkan investasi sebesar Rp 2 triliun terhambat karena pemerintah daerah belum menyediakan lahan.

Untuk menindaklanjuti ini, Hatta mengaku telah menghubungi Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho untuk menyelesaikan masalah pengadaan tanah dalam waktu satu bulan. "Jika tidak bisa saja saya pindahkan KEK-nya," kata Hatta, Senin (23/7).

Menurut Hatta, pemerintah daerah harus cepat dalam menyikapi pengembangan kawasan investasi. Dia mengancam mencabut peraturan presiden yang menetapkan suatu daerah yang telah ditetapkan sebagai KEK.

Catatan saja, Oktober 2011 lalu pemerintah telah menetapkan dua KEK baru yaitu Sei mangkei, Sumatra Utara dan Tanjung Lesung di Banten. Di Sei Mangkei rencananya akan menjadi kawasan khusus untuk pengembangan industri kelapa sawit dan turunannya.

Sebelumnya, Deputi Menko Perekonomian bidang infrastruktur Lucky Eko mengatakan, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan KEK baru ini cukup besar. “Sei Mangkei sekitar Rp 5,7 triliun untuk tahap pertama. Untuk Tanjung Lesung estimasinya Rp 3,8 triliun,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×