kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan kawasan industri Bintuni dipercepat agar Papua tak tergantung Freeport


Kamis, 06 Februari 2020 / 22:47 WIB
Pengembangan kawasan industri Bintuni dipercepat agar Papua tak tergantung Freeport
Kawasan Industri Teluk Bintuni Papua Serap Investasi USD 800 juta


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan menggenjot pengembangan kawasan Industri Bintuni, Papua Barat. Hal itu untuk melepaskan Papua dari ketergantungan terhadap PT Freeport Indonesia.

Pada kuartal empat 2019 ekonomi Papua terkontraksi hingga -15,72% year on year (yoy). Angka tersebut diperkirakan karena melemahnya produksi Freeport. Oleh karena itu, adanya sektor industri lain akan menambahkan dorongan bagi ekonomi Papua.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) siapkan capex hingga US$ 30 juta, apa rekomendasi analis?

"Memang karena harga komoditas sedang turun dari Freeport, memang ada ketergantungan. Makanya pemerintah sedang dorong pengembangan kawasan Bintuni untuk industri," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kompleks istana kepresidenan, Kamis (6/2).

Nantinya kawasan Bintuni akan dijadikan produksi bagi methanol dan petrokimia. Selain Bintuni, Airlangga juga mengungkapkan mengenai pembangunan infrastruktur. Infrastruktur tersebut untuk mendukung industri yang akan dibangun di Papua. Termasuk pada pembangunan pertanian di kawasan Papua bagian selatan.

Baca Juga: Kontribusi pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa terhadap PDB nasional capai 59%

Meski begitu, upaya tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perlu beberapa tahun hingga pembangunan kawasan tersebut rampung."Dengan Bintuni, pabrik lain (mulai) 3 hingga 4 tahun," terang Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×