kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengangguran dari mahasiswa naik, kurikulum perlu dirombak


Senin, 07 Mei 2018 / 20:56 WIB
Pengangguran dari mahasiswa naik, kurikulum perlu dirombak
ILUSTRASI. Bursa Kerja di Balai Kartini


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran Februari 2018 sebesar 6,87 juta penduduk, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,01 juta penduduk. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2018 sebesar 5,13%, turun dari Februari 2017 yang sebesar 5,33%.

Dari data BPS, TPT tertinggi berada pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 8,92%. Namun, TPT tingkat diploma I-III dan universitas terus meningkat.

Pada Februari 2017, TPT diploma I-III sebesar 6,35%. Tetapi angka itu naik menjadi 6,88% di Agustus 2017 dan kembali naik menjadi 7,92% di Februari 2018.

Sementara itu, TPT universitas di Februari 2017 masih 4,98%. Angka itu naik menjadi 5,18% di Agustus 2017 dan kembali naik menjadi 6,31% di Februari 2018.

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, pasar tenaga kerja di Indonesia menderita kesenjangan keterampilan. Keahlian yang dihasilkan dari lulusan perguran tinggi dan kebutuhan industri, belum sesuai.

"Solusinya, diperlukan perombakan kurikulum dengan memperbanyak praktik, meningkatkan skill digital, dan pengembangan model permagangan," kata Bhima, Senin (7/5).

Oleh karena itu lanjut dia, perguruan tinggi saat ini seharusnya lebih banyak bekerja sama dengan industri. Makanya, program permaganagan bisa menjadi solusinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×