Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka opsi mengalirkan subsidi ke Pertamax (RON 92) untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan lebih tinggi dan rendah emisi.
Seperti diketahui, saat ini subsidi energi masih mengalir pada Pertalite (RON 90) sebagai Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP).
Menanggapi rencana tersebut, Peneliti Institute for Energy Economics and Financial Analysis, Putra Adhiguna justru meragukan apakah tujuan penggeseran subsidi tersebut demi mengurangi emisi. Sebab, mekanisme dasar seperti standar penghematan bahan bakar yang banyak diterapkan negara lain saja tidak diadopsi oleh pemerintah.
Dia berpendapat, mendorong penggunaan bahan bakar dengan oktan tinggi seperti Pertamax memang baik. Namun, menurutnya, subsidi hanya diberikan untuk kalangan yang tidak mampu. Artinya harus diperjelas pemberian subsidi tersebut akan diberikan dan ditargetkan untuk masyarakat pada golongan mana.
“Terlebih bila tidak dibarengi dengan usaha lain untuk menekan penggunaan BBM, baik distribusi Pertalite yang tepat sasaran maupun perbaikan fuel economy kendaraan. Jangan hanya fokus memindahkan masalah subsidi, tapi beranikan untuk masuk dari sisi regulasi kendaraan juga,” tutur Putra kepada Kontan.co.id, Jumat (25/8).
Baca Juga: Kementerian ESDM Bahas Opsi Alirkan Subsidi ke Pertamax
Lebih lanjut, Putra juga menduga bisa saja rencana membuka opsi mengalirkan subsidi ke Pertamax ini merupakan cara ‘sembuyi’ dari pemerintah untuk menggantikan BBM yang disubsidi dari semula Pertalite menjadi Pertamax.
“Kita pernah melihat cara seperti ini sewaktu Pertalite digulirkan sebagai 'jalan tengah' antara Premium dan Pertamax. Pertanyaan berikutnya tentu akan menjadi, bagaimana hitungannya, dan apa rencana paralel lain yang pemerintah tengah rencanakan?. Secara konsumsi pertalite jauh lebih besar, jadi hitungannya akan penting seperti apa,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebut saat ini wacana memberikan subsidi ke Pertamax masih dalam pembahasan internal.
“(Subsidi ke Pertamax) termasuk yang sedang dibahas,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara The 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM-41), di Nusa Dua Bali, Kamis (24/8).
Dadan mengungkapkan, diskusi secara komprehensif masih dilakukan di dalam kementeriannya.
“Kami lagi membahas secara teknis maupun secara regulasi, secara keekonomian karena kan berbeda. Jadi nanti segera ada dari Pak Menteri. Tetapi kami masih membahas di internal,” tandasnya.
Baca Juga: Pengamat: Dibutuhkan Kesiapan dari Sisi Fiskal Jika Subsidi BBM Beralih ke Pertamax
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News