kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Indonesia jangan kembali ke era Orba


Kamis, 03 Mei 2018 / 13:05 WIB
Pengamat: Indonesia jangan kembali ke era Orba
ILUSTRASI. Gedung DPR


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah diminta untuk tetap menjaga budaya demokrasi di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh para mantan aktivis politik dalam diskusi bertajuk Gerakan Mahasiswa dari Masa ke Masa yang digelar Perhimpunan Aktivis Nasional (PENA) 98 di Jakarta, Rabu (2/5).

Menurut Fadjroel Rachman, pengamat politik yang juga mantan aktivis mahasiswa di era tahun 1980-an, saat ini masih banyak rongrongan terhadap keutuhan Nusantara dan empat pilarnya, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Karena itu, kata Fadjroel, langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Undang-Undang Organsisasi Kemasyarakat (UU Ormas) untuk membubarkan salah satu Ormas di tanah air, merupakan langkah tepat. "Saya melihat yang paling berani bertindak terhadap bahaya bubarnya Republik Indonesia itu adalah Presiden Jokowi," katanya.

Fadjroel menambahkan, jangan sampai Indonesia seperti Jerman, dimana tumbuhnya Nazi akhirnya membubarkan demokrasi. "Jadi melalui demokrasi, mereka [Nazi] bubarkan demokrasi," imbuh dia.

Karena itu, lanjutnya, Indonesia jangan pernah kembali ke masa lalu, di mana rezim orde baru (Orba) berkuasa.Sebab, saat era orde baru berkuasa telah membelenggu demokrasi di Indonesia.

Saat ini, Orbaisme masih belum tuntas sepenuhnya. Hal ini bisa dilihat dari upaya melanggengkan "keagungan" Soeharto tulisan di truk "Piye Kabare, Enak Zamanku Toh? hingga munculnya beberapa partai dari lingkungan Cendana. "Jadi ideologi itu 20 tahun masih cengkaram, ditambah lagi dengan ideologi yang dari luar atau transnasional dengan beragam isunya, ada yang khilafah dan sebagainya," kata Fadjroel.

Pendapat senada diungkapkan oleh Jimmy Siahaan, aktivis mahasiswa di tahun 1977. Dia bilang, otoritarian seperti yang terjadi pada pemerintahan di era Soeharto sangat kejam, sehingga bangsa Indonesia jangan pernah kembali ke masa tersebut.

Itu sebabnya, era demokrasi yang diperjuangkan gerakan 98 harus terus dijaga agar tetap dalam koridor. "Otoriter itu kejam, jangan kita kembali ke masa-masa itu. Ini pesan saya di usia lanjut, tolong pertahankan demokrasi, konsolidasikan demokrasi, canangkan dengan baik, jangan kebelinger," kata Jimmy yang juga menjadi pembicara dalam diskusi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×