kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penerimaan pajak loyo, DDTC prediksi shortfall pajak bisa mencapai Rp 107,9 triliun


Senin, 23 November 2020 / 20:23 WIB
Penerimaan pajak loyo, DDTC prediksi shortfall pajak bisa mencapai Rp 107,9 triliun
ILUSTRASI. Dua petugas pajak berbincang saat peringatan Hari Pajak 2020 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa (14/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Pajak sampai dengan akhir Oktober mencatatkan realisasi sebesar Rp 826,94 triliun. Angka tersebut baru mencapai 68,98% dari target akhir tahun yang dipatok Rp 1.198,82 triliun.

Pencapaian penerimaan pajak Januari-Oktober 2020 itu juga tumbuh minus 18,8% year on year (yoy) bila dibandingkan dengan realisasi sama di periode tahun senilai Rp 1.198,82 triliun. Dengan demikian, dalam waktu dua bulan yakni November-Desember, otoritas pajak musti mengumpulkan Rp 371,88 triliun agar mencapai target 2020.

Pengamat Pajak Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Bawono Kristiaji mengatakan, penerimaan pajak tahun ini diramal tidak akan mencapai target. DDTC meramal shortfall penerimaan pajak 2020 mencapai 3%-9% dari target akhir tahun atau setara Rp 35,9 triliun hingga Rp 107,9 triliun.

Baca Juga: Dirjen Pajak angkat bicara soal kerugian Rp 68,7 triliun dari penghindaran pajak

Bawono mengatakan, target penerimaan pajak sebesar Rp1.198 triliun sulit untuk tercapai. Meskipun, sudah mulai ada sinyal pemulihan ekonomi, tapi sifatnya masih rapuh dan belum mampu untuk mengungkit penerimaan pajak hingga akhir tahun. 

Kata Bawono, dari pola tahun-tahun sebelumnya memang penerimaan pajak pada umumnya di periode November-Desember kontribusinya terhadap total penerimaan tahunan memang cenderung meningkat. Hanya saja, tren itu tidak bakal berjalan lancar di tahun ini karena kondisi ekonomi yang berbeda.

“Namun, sifatnya tetap sulit dalam tekanan ekonomi akibat pandemi yang luar biasa seperti saat ini,” kata Bawono kepada Kontan.co.id, Senin (23/11).

Adapun dari realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2020, mayoritas pos jenis pajak mengalami kontraksi secara tahunan. Misalnya, pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 minus 4,58%, PPh 22 Impor minus 45,34%, PPh Badan minus 35,01%, PPh Pasal 26 minus 6,04%, dan PPh Final minus 7,42%.

Baca Juga: Rawan shortfall, begini cara Ditjen Pajak kejar penerimaan di akhir tahun

Kemudian, untuk pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri minembus 11,05%, serta PPN impor minus 19,61%. Hanya ada satu pos yang mengalami pertumbuhan positif yakni PPh orang pribadi yang positif 1,18%.

Selanjutnya: Penerimaan PPN dari perusahaan asing mencapai Rp 297 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×