Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mengaku akan menunggu sampai kurs rupiah stabil untuk menerbitkan obligasi valuta asing berdenominasi yen Jepang atau Samurai Bond. Oleh karena itu dengan kondisi nilai tukar yang terus melemah seperti sekarang ini, Kemkeu tidak akan menerbitkan obligasi valas dalam waktu dekat.
Pada tahun ini, pemerintah seharusnya menerbitkan obligasi valas dalam tiga mata uang. Yaitu, dollar Amerika Serikat (AS), euro, dan yen Jepang. Dalam dominasi dollar AS, pemerintah menerbitkan Global Bond pada Desember 2017 dan Sukuk Global pada Februari 2018.
Terakhir, pemerintah menerbitkan obligasi valas dalam dua mata uang (dual currency), yakni dollar AS dan Euro. Penerbitan obligasi itu dilakukan pada akhir April lalu. Satu-satunya obligasi valas yang belum diterbitkan pemerintah sampai saat ini adalah obligasi denominasi yen Jepang atau Samurai Bond.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, penerbitan obligasi valas harus mencari waktu yang tepat, yaitu saat kondisi pasar stabil. Oleh karena itu, Suahasil memastikan, pemerintah tak akan menerbitkan obligasi valas dalam waktu dekat.
"Pastinya kami akan menghindari mengeluarkan bond. Kayaknya enggak ada yang dalam jangka waktu dekat," kata Suahasil saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (8/5).
Keputusan itu diambil, karena investor biasanya juga lebih waspada saat volatilitas mata uang sedang tinggi. Kewaspadaan investor akan berdampak terhadap pamor obligasi yang dijual pemerintah. Dengan begitu maka obligasi pemerintah harus memasang yield tinggi agar laku.
Namun Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Loto Srinaita Ginting masih yakin penerbitan Samurai Bond bisa dilakukan tahun ini. Mengenai target pasti penerbitannya, dia masih belum mau mengatakan. "Semester satu tahun ini," kata Loto.
Tahun lalu pemerintah menerbitkan Samurai Bond pada awal Juni. Surat utang itu terdiri tiga jenis, bertenor 3 tahun dengan kupon 0,65%, 5 tahun kupon 0,89%, dan 7 tahun kupon 1,05%. Ketiga obligasi itu berhasil mengumpulkan dana 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News