kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.835   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.403   3,08   0,05%
  • KOMPAS100 920   2,46   0,27%
  • LQ45 718   1,03   0,14%
  • ISSI 203   1,09   0,54%
  • IDX30 375   0,64   0,17%
  • IDXHIDIV20 453   -0,91   -0,20%
  • IDX80 104   0,41   0,39%
  • IDXV30 110   -0,31   -0,28%
  • IDXQ30 123   0,16   0,13%

Penerapan Bioteknologi Untungkan Petani


Rabu, 03 Maret 2010 / 10:31 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Penggunaan bioteknologi untuk peningkatan produksi pangan tidak bisa dihindarkan lagi. Selain untuk mencukupi kebutuhan pangan yang di masa mendatang akan mengalami kelangkaan, penerapan bioteknologi ini bakal meningkatkan keuntungan petani.

Ketua Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia (PBPI) Bambang Purwantara mengharapkan pemerintah segera merealisasikan pembentukan Komisi Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan yang merupakan amanat PP No. 21 tahun 2005. “Komisi ini sangat menentukan jalan dan tidaknya aplikasi bioteknologi di Indonesia,” kata Bambang di Jakarta, Selasa (2/3).

Ia menambahkan, penerapan bioteknologi ini sangat penting dan tidak bisa dihindari lagi, terutama untuk mencegah terjadinya kekurangan pangan dan peningkatan produksi bahan pertanian baik pangan maupun nonpangan. Beberapa negara tetangga bahkan sudah menerapkan teknologi ini untuk meningkatkan produksi pangan mereka.

Data International Service for The Acquisition of Agri-Biotech Applications (ISAAA) menunjukkan pada 2009 sebanyak 14 juta petani telah menanam 134 juta hektare tanaman biotek di 25 negara. Dari total itu 90% di antaranya petani kecil dan bersumberdaya rendah dari negara-negara berkembang. Beberapa negara yang telah menerapkan teknologi ini antara lain Brazil, Argentina, China, Burkina Faso dan India

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×