kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan tertinggi, KKP klaim minapolitan sukses


Senin, 22 September 2014 / 16:58 WIB
Pendapatan tertinggi, KKP klaim minapolitan sukses
ILUSTRASI. Coupon Code The Spike Volleyball Story April 2023 Terbaru, Berikut Cara Klaim Hadiah


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim telah berhasil mengembangkan 154 pusat kawasan Minapolitan perikanan budidaya dan 57 perikanan tangkap sejak 4 tahun terakhir.

Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengatakan, kawasan-kawasan itu telah berjalan dengan baik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan telah mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat. "Beberapa daerah menjadi contoh nyata keberhasilan program pengembangan kawasan Minapolitan, antara lain Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Pacitan," katanya dalam siaran persnya, Senin (22/9).

Kabupaten Sumba Timur menjadi sentra produksi rumput laut, sedangkan Kabupaten Pacitan mengembangkan Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK). Program minapolitan juga dianggap berhasil karena tingkat pendapatan masyarakat yang berusaha pada sektor perikanan, sesuai survei Badan Pusat Statistik (BPS) menempati rangking pertama, mengungguli kelompok sektor pertanian lainnya.

Nilai tertinggi itu diraih bidang usaha ikan hias dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp 50 juta pertahun. Disusul, pembudidaya perairan umum Rp 34 juta per tahun, pembudidaya air payau Rp 29 juta dan nelayan Rp 27 juta pertahun. 

Sedangkan kelompok sektor pertanian lainnya, seperti petani tanaman pangan misalnya hanya Rp 10 juta pertahun. “Dari sisi pendapatan petani dan nelayan, memang saat ini dapat diukur dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) yakni 112 untuk nelayan dan 104 untuk pembudidaya. Nilai tersebut sudah jauh lebih tinggi dibanding petani secara umum,” kata Sjarief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×