kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penandatanganan RCEP picu perbaikan ekonomi meski tunggu ratifikasi


Selasa, 10 November 2020 / 18:39 WIB
Penandatanganan RCEP picu perbaikan ekonomi meski tunggu ratifikasi
ILUSTRASI. Penandatanganan RCEP picu perbaikan ekonomi meski tunggu ratifikasi.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mendukung penandatanganan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Rencananya perjanjian yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN plus 5 negara mitra tersebut akan ditandatangani 15 November 2020. RCEP dinilai akan membantu kegiatan ekonomi Indonesia untuk keluar dari krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19).

"Kita tahu bahwa pasar dunia yang pulih duluan dari pandemi adalah pasar Asia Timur," ujar Shinta saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/11).

Meski pun untuk implementasi perjanjian tersebut tak bisa langsung dilakukan. Perlu dilakukan proses ratifikasi oleh negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut.

Baca Juga: Akhirnya, RCEP bakal ditandatangani 15 November nanti

Namun, Shinta bilang RCEP akan memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu akan memberikan kepastian dan akses pasar yang luas ke depan.

Asal tahu saja 5 negara yang akan masuk dalam RCEP selain negara anggota ASEAN adalah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Dampaknya akan membuat ekspor dan investasi bisa lebih tinggi.

"Ini dengan catatan bahwa Indonesia terus menerus konsisten dan bekerja keras meningkatkan daya saing iklim usaha dan investasi nasional," terang Shinta.

Peningkatan daya saing diperlukan melihat persaingan dalam menjaring investasi mengingat terdapat kompetitor yang juga memiliki keuntungan serupa seperti Indonesia. Antara lain adalah negara anggota ASEAN dalam RCEP yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

Selanjutnya: Menteri ekonomi ASEAN gelar pertemuan, ini yang dibahas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×