Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen moneter baru milik Bank Indonesia (BI) yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) peminatnya tinggi. Sejak meluncir pada pertengahan September lalu, SRBI telah dilelang sebanyak sembilan kali.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pasar menyambut baik penerbitan SRBI yang tercermin pada tingginya penawaran dibandingkan dengan target atau oversubscribed. Hingga 17 Oktober 2023, outstanding SRBI telah mencapai Rp 113,70 triliun.
Perry menambahkan, penerbitan SRBI juga mendukung masuknya aliran investasi portofolio asing. Itu tercermin pada net beli SRBI oleh investor nonresident sebesar Rp 9,81 triliun.
Ia melihat berbagai perkembangan ini secara umum menunjukkan SRBI dapat menggantikan peran Reverse Repo (RR) SBN sebagai instrumen moneter kontraksi.
“Sekaligus dapat menarik aliran modal masuk untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global,” ujar Perry, Kamis (19/10).
Baca Juga: Bulan Depan BI Akan Luncurkan Instrumen SVBI dan SUVBI, Apa Itu?
Sebelumnya, Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga John Simon mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya memiliki instrumen tersebut. Mengingat, beberapa bank juga ikut dalam lelang SRBI ini sejak diluncurkan.
Hanya saja, ia mengungkapkan tidak menjual instrumen tersebut di pasar sekunder melainkan lebih memilih untuk disimpan sendiri. Sebab, sifat dari instrumen tersebut yang memiliki tenor pendek.
“SRBI itu bagi kami lebih ke arah pengelolaan likuiditas,” ujarnya, belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News