kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemilu membuat investasi 2019 melambat


Jumat, 20 Juli 2018 / 06:32 WIB
Pemilu membuat investasi 2019 melambat
ILUSTRASI. Tinta suara


Reporter: Patricius Dewo | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi atau penanaman modal langsung di Tanah Air diperkirakan melambat hingga tahun depan. Pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) legislatif dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 menyebabkan semakin banyak pengusaha yang menunggu alias wait and see. Sedangkan tahun ini pengusaha sudah menunda investasi karena perekonomian yang tertekan.

Kepala Badan Koordinasio Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, siklus pertumbuhan investasi selalu melambat pada tahun politik. Pengusaha cenderung menunda berinvestasi sambil menunggu hasil Pemilu. Pasalnya, hasil pemilu akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam 5 tahun mendatang, termasuk dari sisi bisnis dan kegiatan ekonomi lainnya.

"Bila dilihat dari siklus 20 tahun terakhir sudah pasti tiap memasuki tahun pemilu akan ada slowdown, akan terjadi perlambatan domestik maupun internasional. Ini adalah hal yang lumrah dan wajar," katanya usai melantik sejumlah pejabat di BKPM, Kamis (19/7).

Sesuai data BKPM, realisasi investasi pada tahun 2014 hanya tumbuh 16,18% year on year (yoy). Itu merupakan pertumbuhan terendah sejak tahun 2010 (lihat tabel). Lalu saat pemilu 2009, investasi malah turun 12,28% dari setahun sebelumnya.

Untuk tahun 2019, Tom enggan meramalkan penurunan investasi yang terjadi. Namun, bukan tidak mungkin kondisi tahun 2009 terulang tahun depan. Investasi akan tumbuh negatif karena selain efek tahun politik juga ekonomi tertekan faktor eksternal.

Apalagi tanda-tanda pelambatan investasi juga terlihat pada tahun ini. Pada triwulan I-2018, realisasi investasi hanya tumbuh 11,76% yoy, paling rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Bhima Yudhistira, Peneliti Institute for Development Economic and Finance (INDEF) menghitung, realisasi pertumbuhan investasi pada tahun 2019 akan melambat dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10%-11% (yoy). Para investor semakin banyak wait and see, terutama di sektor industri manufaktur dan pertambangan. Pasalnya, pebisnis di sektor itu sangat sensitif dari sisi regulasi yang akan dikeluarkan oleh pemenang Pilpres.

"Pengusaha selalu khawatir, hasil Pilpres mengubah regulasi yang ada. Jadi ketidakpastian aturan ini yang dihindari investor," jelas Bhima.

Adrian Panggabean, Kepala Ekonom Bank CIMB Niaga juga memprediksi realisasi investasi tahun depan bakal turun. Bukan hanya hanya karena faktor Pilpres tapi juga karena ketatnya kebijakan moneter mulai merusak iklim investasi.

Hingga saat ini suku bunga acuan BI atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di level 5,25%, naik 100 basis point dari dua bulan sebelumnya. Menurut Adrian, kenaikan itu akan terasa di sektor riil tahun depan, karena bunga kredit bank bakal naik.

Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyarankan pemerintah agar menggencarkan promosi dan memperbaiki iklim investasi agar investasi tahun depan tetap meningkat. "Kalau dari sekarang pemerintah akselerasi promo dan tarik investor, maka investasi bisa tidak menurun tahun depan" Kata Berly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×