Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) kembali menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS). Penerbitan SUN senilai total US$ 3 miliar dilakukan dalam rangka pre-funding alias kebutuhan pembiayaan anggaran 2019.
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, momentum penerbitan SUN valas ini terbilang tepat.
“Kondisi pasar keuangan tengah kondusif di tengah ekspektasi pengetatan kenaikan bunga the Fed yang lebih longgar. Suku bunga global juga tidak dalam tren kenaikan yg tajam,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).
Myrdal berpendapat risiko penerbitan SUN valas ini cenderung kecil lantaran tren mata uang dollar juga tak begitu kuat. Namun, pemerintah tetap harus mengantisipasi kondisi likuiditas global yang mungkin lebih ketat di banding tahun sebelumnya.
“Kita harus cermati target marketnya saja, mengingat kondisi likuiditas global tidak dalam kondisi berlimpah seperti tahun-tahun lalu,” kata dia.
Namun, untuk saat ini, ia melihat likuiditas global masih cukup aman. Hal ini tampak dari arus masuk modal asing (capital inflow) ke pasar domestik yang meningkat sejak November lalu.
Memang, nilai penerbitan SUN valas kali ini lebih kecil yaitu US$ 3 miliar, dibanding tahun sebelumnya US$ 4 miliar.
Myrdal mengatakan ini dikarenakan prospek biaya utang yang lebih tinggi seiring kenaikan suku bunga The Fed dan penguatan dollar ke depan.
“Makanya biaya utang berdenominasi valas menjadi lebih mahal,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News