kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Pemerintah sulit atasi lonjakan harga minyak


Rabu, 05 Januari 2011 / 22:05 WIB


Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah mengaku sulit berbuat banyak dalam mengatasi lonjakan harga minyak. Pasalnya, kenaikan harga minyak tersebut lebih banyak diakibatkan oleh faktor eksternal.

Namun, Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Syahrial Loetan mengungkapkan, merangkak naiknya harga minyak tidak luput dari perhatian pemerintah. “Kondisi ini, tidak hanya menarik perhatian Indonesia saja, tapi juga negara-negara lain,” ucapnya Rabu (5/1).

Imbasnya berupa kemungkinan harga minyak nasional yang akan terdongkrak naik mengikuti harga minyak dunia. “Kita tidak bisa mengontrol situasi internasional. Kita hanya berharap

Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN Prasetijono Widjojo melihat pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi lonjakan harga minyak. “Harga minyak memang sudah tinggi, kebijakan ke depan masih dalam konteks pengaturan BBM bersubsidi. Sekarang masih dikaji terus,” tandasnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, perubahan iklim dan fluktuasi harga minyak menjadi tantangan terbesar perekonomian Indonesia pada 2011. "Global climate akan berdampak pada masalah ketahanan pangan dan energi," papar Hatta.

Menurut Hatta, pemerintah menempuh sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi ancaman ketahanan pangan selama 2011. "Pemerintah akan terus melakukan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar dan meningkatkan cadangan beras pemerintah," kata Hatta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×