Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemerintah telah menggunakan anggaran buyback atau pembelian kembali Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1 triliun di tahun ini. Pagu anggaran buyback sendiri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 mencapai Rp 3 triliun.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di Jakarta, Rabu (28/8). Sayangnya, Robert tidak menjelaskan lebih detil buyback tersebut apakah hendak digunakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sedang melemah saat ini.
Lebih lanjut, Robert menjelaskan bahwa untuk menghadapi perekonomian domestik saat ini, pengaktifan Bond Stabilization Framework (BSF) belum perlu dilakukan. Informasi saja, BSF adalah kerangka kerja jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi dampak krisis pasar SBN domestik.
Langkah jangka pendek berupa pembelian SBN di pasar sekunder, dan jangka menengah berupa pembentukan bond stabilization fund. BSF dilakukan pemerintah melalui tangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Belum perlu tapi kita selalu siaga, selalu meeting," ujarnya.
BSF akan diaktifkan apabila sudah dalam posisi siaga, yaitu ada perubahan yield alias kenaikan imbal hasil sebesar 60 bps dalam satu
hari. Ketika ditanyakan berapa cadangan dana yang ada dalam BSF untuk menstabilkan pasar, Robert enggan memberi tahu. "Itu ditanya ke BUMN," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News