kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah siapkan skema penyerapan beras dan jagung jelang panen raya


Selasa, 22 Januari 2019 / 17:17 WIB
Pemerintah siapkan skema penyerapan beras dan jagung jelang panen raya


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sedang menyiapkan skema penyerapan beras dan jagung di hadapan proyeksi panen raya kedua komoditas tersebut pada putaran bulan Februari-April depan. Harapannya, dengan penyerapan di masa panen tersebut, terutama untuk harga jagung petani tidak akan terbanting jatuh dan bisa untuk stok.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyatakan pemerintah telah menyiapkan 900.000 unit pengering alias dryer untuk beras dan jagung. Tapi untuk saat ini, jagung menjadi fokus utama penyerapan karena menurut pantauan Amran, area lahan hingga 3.000 hektar di Purbolinggo sudah siap panen dengan harga jagung tingkat petani mencapai Rp 4.000 per kg.

"Bulog akan melakukan serapan panen puncak untuk disimpan stok panen nanti untuk bulan Oktober. Dulu beras saja, sekarang jagung juga dan disimpan untuk paceklik saat panen lebih rendah," kata Amran usai mengikuti rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (22/1).

Sebelumnya, pihak Kementerian Pertanian (Kemtan) merilis proyeksi panen beras pada periode tiga bulan pertama tahun ini sebanyak 10,12 juta ton beras dan puncak panen raya di bulan Februari. Sedangkan untuk komoditas jagung, panen dalam periode Januari-Maret akan menghasilkan 10,24 juta ton jagung dengan puncak panen juga di bulan Februari.

Dalam catatan Kontan, kebutuhan jagung industri pakan dalam sebulan adalah 800.000 ton sebulan. Kemudian dalam data Kementan, konsumsi jagung pada Januari-Maret 2018 sebanyak 4,59 juta ton. Rata-rata kebutuhan jagung perbulan adalah 1,4 juta ton pada tahun 2018.

Artinya dalam periode tiga bulan tersebut, bisa saja terjadi surplus jagung sebesar 5,65 juta ton. Padahal, kapasitas gudang Bulog adalah 4 juta ton, dimana 3,6 juta ton bisa digunakan, dan sebesar 2,1 juta ton kapasitas tersebut sudah diisi oleh Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Direktur Utama Perum Badan Logistik Budi Waseso mengatakan pihaknya siap melakukan penyerapan dan distribusi jagung untuk pakan ke petani. Namun untuk saat ini, Budi katakan pihaknya belum bisa mengeluarkan angka target penyerapan dan berapa besar kapasitas gudang mereka yang siap menampung jagung tersebut.

"Penyerapan sesuai kebutuhan untuk cadangan peternak nantinya yang dibutuhkan berapa, itu kan yang dicadangkan dan nanti untuk panennya banyak untuk para pengusaha pakan pasti kita berhitung," kata Budi. Sedangkan untuk anggaran penyerapan, Budi mengatakan belum memiliki rinciannya. Tapi sumbernya bisa dilakukan melalui peminjaman ke bank.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan jagung tersebut rencananya akan diserap dengan harga pembelian pemerintah sesuai landasan yang tertera di Peraturan Menteri Perdagangan nomor 96 tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

Untuk jagung dengan kadar air 15%, harga acuan pembelian di tingkat petani Rp 3.150 per kg. Masih dalam aturan sama, harga acuan penjualan di konsumennya adalah Rp 4.000 per kg. "Sesuai HPP," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×