Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas seperti Crude Palm Oil (CPO) mencapai harga tertingginya sepanjang masa dalam beberapa bulan terakhir, yaitu US$ 1926,9 per ton.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, kenaikan CPO tersebut menjadi nilai tambah bagi perekonomian RI, sebab, ekspor CPO dan juga kelapa sawit, serta batubara menjadi sumber tambahan likuiditas perekonomian.
“Kita nikmati transmisi dari tambahan likuiditas yang terjadi dengan tingginya harga komoditas akan mengalir sektor perbankan dan mengalir ke konsumsi masyarakat khususnya petani nikmati kenaikan harga tersebut,” tutur Febrio dalam Indonesia Macro Economic Outlook 2022, Senin (4/4).
Meski begitu, kenaikan harga minyak mentah malah menyebabkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri meningkat. Hal itu membebankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena harus menanggung subsidi energi tersebut.
Febrio bilang, biasanya harga pertalite dan bahan bakar lainnya diusahakan tidak terlalu bergejolak harganya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“APBN harus hadir menjamin tidak terjadi kenaikan harga fluktuatif untuk kepentingan rakyat. Sehingga APBN harus siap untuk hadapi risiko dan mengatasi risiko ke masyarakat seminimal mungkin,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News