kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Pemerintah patok pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,3%


Jumat, 13 Agustus 2010 / 16:11 WIB
Pemerintah patok pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,3%


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can


JAKARTA. Pemerintah akan menyampaikan asumsi makro pada 16 Agustus mendatang. Dari asumsi itu, pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal lebih tinggi dari sekarang.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memasang angka sebesar 6,3% untuk tahun depan. Hatta yakin pertumbuhan ekonomi lebih tinggi karena kondisi perekonomian tahun depan bisa lebih baik dari sekarang.

Asumsi tersebut akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato nota keuangan dan pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 pada 16 Agustus mendatang. Rencananya, pemerintah akan mengumumkan asumsi makro dan postur belanja serta pendapatan negara 2011 pada 16 Agustus mendatang.

Selain angka pertumbuhan, dalam RABPN 2011 itu, pemerintah mematok inflasi di kisaran 4,9% hingga 5,3%. Untuk nilai tukar rupiah, pemerintah menetapkan sebesar Rp 9.100 hingga Rp 9.400 per dolar Amerika Serikat. Adapun untuk SBI 3 bulan sebesar 6,2%-6,5%, harga minyak sebesar US$ 75 hingga US$ 90 per barel dan produksi minyak sebesar 0,960 hingga 0,967 juta barel per hari.

Sebelumnya, pemerintah bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat hanya sepakat pada kisaran pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1% hingga 6,4%. Sebagai perbandingan, asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini berkisar 4,9% hingga 5,3%. Pelaksana Tugas Badan Kebijaksanaan Fiskal Agus Supriyanto mengatakan asumsi pertumbuhan itu masih bisa berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×