Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pelaksanaan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Langkah strategis ini diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing industri di tanah air, yang berujung pada terpacunya pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pada 2023, belanja produk dalam negeri berkontribusi 0,68% terhadap perekonomian dan menyerap 1,30% atau 1,82 juta tenaga kerja.
Baca Juga: Begini Tanggapan Aspaki Soal Klinik Kecantikan dari Luar Negeri Hadir di Indonesia
"Jika performa ini terus ditingkatkan, kami yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045,” kata dia saat pembukaan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri: Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Selasa (5/3).
Menko Marves mengemukakan, di tengah tensi politik dan perlambatan ekonomi global, ekonomi nasional mampu tumbuh positif sebesar 5,05%. Capaian ini lebih baik dari kinerja sejumlah negara maju. Selain itu, indikator sosial juga membaik, pertanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berkualitas untuk kesejahteraan.
Oleh karena itu, menurut Luhut, aksi afirmasi belanja produk dalam negeri selama dua tahun terakhir sudah pada jalur yang tepat. “Untuk itu, saya sampaikan apresiasi ke seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD atas upaya meningkatkan belanja produk dalam negeri,” imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, pihaknya menginisiasi penyelenggaraan business matching pada tahun 2022 dan telah menjadi kegiatan rutin setiap tahun hingga saat ini. Dari tahun ke tahun, komitmen nilai kontrak yang ditandatangani dalam business matching ini terus naik.
Baca Juga: Klinik Kecantikan Korea Hadir di Indonesia, Begini Tanggapan Aspaki
"Pada tahun 2022 di Bali, nilai kontraknya mencapai di atas Rp 100 triliun, kemudian tahun 2023 di Jakarta sekitar Rp 180 triliun,” kata Agus.
Pada business matching 2024 di Bali, Kementerian Perindustrian menargetkan nilai komitmen yang akan terealisasi menembus di atas Rp 200 triliun. Maka realisasi belanja produk dalam negeri diharapkan mencapai angka minimal sebesar Rp 250 triliun hingga akhir kuartal I-2024.
Menperin optimistis, target tersebut bisa terealisasi karena terdapat potensi belanja barang dan modal di APBN dan APBD sebesar Rp 1.223,37 triliun pada tahun 2024. Total nilai itu di luar anggaran dari BUMN dan juga BUMD.
“Komitmen yang telah dibangun sejak awal ini, perlu terus dikawal agar pelaksanaannya di lapangan dapat menunjukkan hasil yang maksimal,” tegasnya.