kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Pemerintah NAD Siapkan Tiga Proyek Investasi


Kamis, 22 April 2010 / 09:10 WIB
Pemerintah NAD Siapkan Tiga Proyek Investasi


Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi

BALI. Pemerintah daerah berlomba menawarkan investasi pasca terbukanya keran investasi demi meningkatkan pertumbuhan sebesar 7% pada 2014 nanti. Tak ketinggalan pemerintan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) juga menyiapkan tiga proyek investasi.

Pertama, pembangunan jalan tol sepanjang 500 Km. Menurut Gubernur NAD Irwandi Yusuf, untuk proyek jalan tol ini sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Artha Graha. “Sudah MoU dengan Artha Graha, silakan Artha Graha mau bawa investor,” ujar Irwandi di Istana Tampak Siring, Rabu (21/4).

Menurut Irwandi, saat ini dokumen tender untuk proyek jalan tol sedang disiapkan. Targetnya bulan Juni sudah bisa mulai proses tender sehingga tahun depan sudah mulai proses konstruksi.

Kedua, pembangkit listrik tenaga geothermal atau panas bumi di daerah Sabang dengan kapasitas 60 megawatt dan Gunung Seulawah dengan kapasitas 240 megawatt. Cuma, kata Irwandi, untuk tahap awal akan dikembangkan dulu 60 megawatt.

Irwandi menjelaskan, pemerintah Aceh memperoleh hibah dari pemerintah Jerman sebesar € 7 juta untuk keperluan eksplorasi geothermal itu. Selanjutnya, untuk pembangunan pembangkit listrik, pemerintah NAD mulai menyiapkan dokumen tender pada Juni nanti.

Saat ini, kata Irwandi, sudah ada sejumlah perusahaan dari Jerman, Amerika Serikat, dan Selandia Baru untuk terlibat dalam proyek pembangkit listrik geothermal itu.

Ketiga, proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Aceh Utara dengan kapasitas 150 megawatt dan Aceh Tengah 60 megawatt. Untuk pembangunan PLTA, pemerintah Aceh mendapatkan pinjaman dan hibah dari pihak China senilai Rp 3 triliun, serta dari hibah dari Jepang. Tapi, Irwandi mengaku tidak ingat berapa besar hibah dari Jepang.

Yang jelas, kata Irwandi, saat ini kebutuhan listrik memang menjadi salah satu prioritas utama. Total pasokan energi listrik di Bumi Serambi Mekah itu hanya 200 megawatt. Padahal, kata Irwandi, untuk menjamin kebutuhan industri dibutuhkan tambahan 500 megawatt lagi dalam tiga tahun. “Sehingga total 700 megawatt baru industri bisa hidup di Aceh,” kata Irwandi.

Dengan total listrik 700 megawatt itu maka bisa mendongkrak pertumbuhan industri di Aceh mencapai 6,5% hingga 7%. “Sekarang boleh dikatakan ekonomi Aceh hidup dari belanja daerah, tidak ada industri yang signifikan,” kata Irwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×