kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pemerintah Mulai Antisipasi Dampak Ancaman Resesi AS ke Indonesia


Selasa, 06 Agustus 2024 / 13:43 WIB
Pemerintah Mulai Antisipasi Dampak Ancaman Resesi AS ke Indonesia
ILUSTRASI. Kemenkeu telah mulai mengambil langkah antisipatif terhadap potensi dampak resesi yang mengancam perekonomian AS


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mulai mengambil langkah antisipatif terhadap potensi dampak resesi yang mengancam perekonomian Amerika Serikat (AS).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, mengungkapkan bahwa langkah-langkah antisipasi ini sangat penting mengingat perekonomian AS saat ini berada di bawah ekspektasi.

"Kita sudah mengambil langkah antisipatif. Namun, kondisi ini akan terus kami pantau dengan seksama, karena gejolak yang terjadi harus kita waspadai," ujar Febrio kepada awak media di Jakarta, Selasa (6/8).

Febrio menjelaskan bahwa salah satu indikator kondisi ekonomi AS yang perlu diwaspadai adalah tingkat pengangguran yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Saham Jepang Bangkit Setelah Aksi Jual Terbesar Sejak Black Monday 1987

"Lalu dilihat bahwa tingkat suku bunga kebijakan mereka dipandang oleh pasar, harusnya sudah lebih awal dipotong," katanya.

Dalam konteks stabilitas makroekonomi Indonesia, Febrio menyebutkan bahwa dampak dari kondisi perekonomian AS terhadap Indonesia masih cenderung positif untuk sementara waktu. 

Jika suku bunga kebijakan AS diturunkan, hal ini dapat mengurangi tekanan terhadap arus keluar modal (capital outflow).

"Artinya tingkat suku bunga kita di dalam negeri, baik yang dalam Rupiah terutama, itu akan relatif cukup menarik bagi investor portofolio," katanya.

Febrio menegaskan bahwa perubahan-perubahan ini harus terus dipantau secara ketat agar langkah-langkah yang diambil pemerintah dapat dilakukan dengan baik dan terukur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×