Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mulai mengambil langkah antisipatif terhadap potensi dampak resesi yang mengancam perekonomian Amerika Serikat (AS).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, mengungkapkan bahwa langkah-langkah antisipasi ini sangat penting mengingat perekonomian AS saat ini berada di bawah ekspektasi.
"Kita sudah mengambil langkah antisipatif. Namun, kondisi ini akan terus kami pantau dengan seksama, karena gejolak yang terjadi harus kita waspadai," ujar Febrio kepada awak media di Jakarta, Selasa (6/8).
Febrio menjelaskan bahwa salah satu indikator kondisi ekonomi AS yang perlu diwaspadai adalah tingkat pengangguran yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Saham Jepang Bangkit Setelah Aksi Jual Terbesar Sejak Black Monday 1987
"Lalu dilihat bahwa tingkat suku bunga kebijakan mereka dipandang oleh pasar, harusnya sudah lebih awal dipotong," katanya.
Dalam konteks stabilitas makroekonomi Indonesia, Febrio menyebutkan bahwa dampak dari kondisi perekonomian AS terhadap Indonesia masih cenderung positif untuk sementara waktu.
Jika suku bunga kebijakan AS diturunkan, hal ini dapat mengurangi tekanan terhadap arus keluar modal (capital outflow).
"Artinya tingkat suku bunga kita di dalam negeri, baik yang dalam Rupiah terutama, itu akan relatif cukup menarik bagi investor portofolio," katanya.
Febrio menegaskan bahwa perubahan-perubahan ini harus terus dipantau secara ketat agar langkah-langkah yang diambil pemerintah dapat dilakukan dengan baik dan terukur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News