Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meresmikan fasilitas pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) medis di Nusa Tenggara Barat (NTB). Fasilitas pengelolaan limbah B3 medis itu diharapkan dapat mengatasi lonjakan limbah selama pandemi virus corona (Covid-19).
Selama pandemi Covid-19 limbah B3 medis naik 30%. "Proyek ini merupakan langkah kongkrit pemerintah dalam memberikan solusi pengelolaan limbah medis di wilayah timur Indonesia,” ujar Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam siaran pers, Selasa (14/9).
Fasilitas pengelolaan limbah B3 medis itu ditargetkan dapat menampung limbah yang dihasilkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di seluruh NTB. Fasilitas pemusnah limbah B3 medis itu berlokasi di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat.
Baca Juga: Jika tidak ditangani dengan baik, limbah medis bisa menjadi sumber penularan Covid-19
Kapasitas fasilitas tersebut 300 kg/jam dan dapat beroperasi optimal selama 24 jam secara terus menerus. Fasilitas ini bertipe Rotary Kiln yang dilengkapi dengan 2 (dua) ruang bakar atau chamber dengan 2 (dua) unit burner, dan dilengkapi dengan berbagai alat pengendalian pencemaran udara atau Air Pollution Control berupa Cyclon, Wet Scrubber, dan cerobong emisi (Stack).
Rosa melanjutkan jika pada tahun 2020 KLHK telah membangun 5 unit Fasilitas Pengolahan Limbah B3 dari Fasyankes. Antara lain di Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah juga memberikan relaksasi untuk pembangunan incinerator yang memenuhi syarat akan tetapi perizinannya masih proses untuk bisa melakukan pemusnahan limbah medis Covid-19. Selain itu KLHK juga memerintahkan kepada 12 pabrik semen di seluruh Indonesia untuk membantu pemusnahannya.
"Fasilitas ini sudah mendapatkan izin sementara dari KLHK berdasar surat edaran Menteri LHK tersebut, sehingga selepas peresmian ini sudah bisa langsung beroperasi," imbuh Rosa Vivien.
Baca Juga: Luhut minta kementerian dan BUMN segera atasi limbah medis Covid-19
Atas pembangunan Fasilitas pemusnah limbah medis di wilayahnya Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah sangat mengapresiasi dan berterima kasih. Kehadiran fasilitas ini disebutnya sangat membantu Provinsi NTB karena menjadi salah satu faktor penting pendukung upaya jajaran pemerintah daerahnya dalam mengendalikan pandemi covid 19.
"Terimakasih akhirnya pembangunan fasilitas pengolah limbah ini bisa direalisasikan, mudah-mudahan pabrik pengolahan limbah B3 ini bisa berjalan dengan optimal," terang Sitti
Sitti pun menambahkan jika fasilitas ini akan sangat berguna di NTB meskipun belum bisa mengatasi sepenuhnya limbah disana. Limbah di NTB disebut Sitti sekitar 4 ton per hari.
"Namun sudah lebih baik karena bisa 35% mengcover penanganan limbah karena ini kapasitasnya 300kg/jam, kalau running mesinnya 8-10 jam per hari, maka maksimal mengolah 2 ton sampah per hari meski masih ada kekurangannya tetapi ini sudah sangat membantu kami menangani limbah B3," jelasnya.
Pemerintah Provinsi NTB diharapkan dapat menjaga komitmen dalam merawat dan melaksanakan operasional Fasilitas pemusnahan limbah B3 medis ini dengan baik. Dengan demikian, Program Pemerintah Daerah seperti NTB Zero Waste dan NTB Hijau dapat segera tercapai.
Baca Juga: Pemerintah Membuka Peluang Bagi Swasta Tangani LImbah Medis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News