kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah menyiapkan harga patokan kedelai


Sabtu, 01 September 2012 / 08:21 WIB
Pemerintah menyiapkan harga patokan kedelai
ILUSTRASI. Moms, ini yang perlu dilakukan sebelum dan setelah anak vaksin Covid.


Reporter: Handoyo | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah berencana memberlakukan harga patokan kedelai sebagai insentif untuk petani. Dengan adanya harga patokan petani (HPP) itu, diharapkan masyarakat lebih bergairah menanam kedelai sehingga produksi meningkat.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, sekarang pemerintah masih mengkaji formula tepat HPP kedelai. "Pemberlakukan HPP kedelai akan memberikan insentif bagi petani," katanya, Jumat (31/8).

Menurut Gita, formula HPP kedelai ini harus tepat. Selain harus bisa menarik minat petani untuk menanam kedelai, juga tidak boleh memberatkan konsumen, termasuk perajin tahu dan tempe. Penentuan HPP kedelai pun harus seiring dengan upaya Bulog menjadi badan penyangga komoditas beras, gula, kedelai, dan jagung.

Tanpa menyebut kisaran pasti, Gita bilang, HPP kedelai cukup tinggi. Dengan harga pembelian yang cukup tinggi, akan merangsang para petani untuk menanam kedelai di area yang lebih luas. Dengan produksi yang tinggi, maka mampu menopang ketahanan pangan dalam negeri.

Seperti diketahui, sebagai negara importir kedelai, harga kedelai di Tanah Air sangat tergantung pada harga internasional. Tingginya harga kedelai akan membuat perajin tahu tempe menjerit. Sebaliknya, saat harga rendah, membuat petani meninggalkan komoditas ini dan beralih ke jagung yang bernilai jual lebih tinggi.

Data Kementerian Pertanian (Kemtan) menunjukkan, tahun ini kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan mencapai 2,6 juta ton, sebanyak 1,8 juta ton merupakan kedelai impor. Impor tahun ini naik dibanding realisasi tahun lalu yang hanya 1,5 juta ton dari kebutuhan 2,4 juta ton.

Belakangan harga kedelai melenting tinggi lantaran negara-negara produsen kedelai dilanda kekeringan. Itulah sebabnya, pada awal Agustus lalu pemerintah membebaskan bea masuk impor kedelai yang sebesar 5%.

Namun pembebasan bea masuk itu tak juga membuat harga turun. Di tingkat eceran, harga kedelai tetap bertengger Rp 8.000 per kg. "Yang diuntungkan importir," tuding Asep Nurdin, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×