kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah memperluas pasar investasi untuk Korsel


Kamis, 09 November 2017 / 19:36 WIB
Pemerintah memperluas pasar investasi untuk Korsel


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperluas pasar investasi untuk Korea Selatan. Sejumlah sektor potensial disasar pemerintah, setelah sektor baja menjadi investasi utama Korea Selatan di Indonesia.

Sebagai rangkaian lawatan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ke Indonesia, Kamis (9/11), sejumlah perusahaaan Indonesia dan Korea Selatan menandatangani 14 nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama. Tak hanya itu, kedua negara juga melaksanakan acara Business Forum di Ritz Carlton Hotel, Jakarta.

Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, 14 MoU yang ditandatangani tersebut terdiri dari tujuh jenis sektor bisnis. Mulai dari kerja sama di sektor transportasi, pembangkit listrik, penyediaan air bersih, properti, teknologi, e-commerce, hingga industri maritim.

Namun demikian, Lembong juga mengakui bahwa ada satu industri yang akan dibahas secara serius dengan Negeri Ginseng tersebut, yakni industri pertahanan. "Saya bisa membenarkan bahwa kerja sama industri pertahanan harus kami bicarakan serius," kata Lembong, Kamis (9/11).

Tak sampai di situ, pemerintah juga melihat peluang investasi Korea Selatan dari sektor lainnya. Khususnya, di sektor kuliner untuk usaha kecil menengah (UKM). Selain sektor kuliner, sektor fesyen dinilai Lembong, juga cocok untuk UKM Indonesia.

Sektor-sektor tersebut dinilai potensial untuk ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. "Pabrik tekstil dan sepatu usaha menengah Korea mempekerjakan 700.000 pekerja Indonesia di Indonesia," tambah dia.

Untuk memuluskan kerja sama investasi di sektor hiburan dan kreatif, BKPM saat ini tengah bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk memperlancar investasi di bidang hiburan dan industri kreatif dari Korea Selatan, termasuk media dan industri perfilman. BKPM dan Bekraf, tengah mempelajari beberapa terobosan kebijakan untuk mendukung hal tersebut.

"Itu bisa menciptakan lapangan kerja ribuan. Produksi film itu sektor jasa mulai dari set desain, kostum, jasa angkutan, untuk mendukung shooting film" ujarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Basuki Hadimuljono menyebut, di bidang infrastruktur, kerja sama dilakukan antara Korean rail Network Authority dengan PT Jakarta Propertindo untuk pembangunan LRT Jakarta Fase II Velodrome-Dukuh Atas. Nilai kerjasamanya mencapai US$ 500 juta.

Sementara di bidang properti, kerja sama dilakukan antara Hanwa E&C Corporation dan PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk.

President Korea Institute for Industrial Economics and Trade Byong Gyu Yu mengatakan, Indonesia dan Korea Selatan bisa memperluas kerja sama investasi ke sejumlah sektor, mulai dari perumahan rakyat, air bersih, infrastruktur, konsutruksi, manufaktur, otomotif, hingga teknologi canggih.

"Negara Indonesia adalah negara yang juga menaruh perhatian khusus ke syber teknologi dan Korea memilikinya. Kami percaya Korea bisa berkontribusi banyak ke perkembangan ekonomi Indonesia," tambahnya.

Korea Selatan menjadi negara dengan jumlah investasi asing terbesar keempat di Indonesia di tahun ini. Berdasarkan data BKPM, nilai asing investasi Korea di Indonesia pada Januari-September 2017 US$ 1,4 miliar atau 5,9% dari total PMA Indonesia yang mencapai US$ 23,77 miliar (asumsi kurs Rp 13.400 per dollar Amerika Serikat).

Posisi investasi Korea di Indonesia pada tahun ini meningkat dibanding tiga tahun ke belakang. Sementara pada tahun 2012 dan 2013, investasi Negeri K-Pop ini pernah mencapai masing-masing sebesar US$ 1,9 miliar dan US$ 2,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×